Parameter Unggulkan Paslon Azis-Eti, Dosen Ilmu Politik UNPAD Ragukan Hasil Survei

TRANSINDONESIA.CO | BANDUNG – Jelang pencoblosan di pilkada Kota Cirebon berbagai lembaga survei merilis hasil risetnya mengenai persepsi perilaku pemilih Kota Cirebon. Kota Cirebon merupakan bagian dari 171 daerah yang berkonstalasi dalam Pilkada serentak tahun 2018.

Adapun lembaga survei yang telah merilis hasil surveinya ialah Parameter yang mengunggulkan paslon Azis-Eti. Parameter menggunakan metodologi multi stage random sampling dengan jumlah responden 557 orang dengan Margin of Error (MoE) sebesar 3,5 persen.

“Saya melihat hasil dari metodologi yang digunakan terutama bila melihat dari Margin of Error (MoE) sebesar 3,5 persen ini sangat diragukan hasilnya,” ujar Mustabsirotul Ummah.

Kandidat Pilkada Kota Cirebon.[IST]
Pasalnya menurut pengajar Ilmu Politik Universitas Padjadjaran tersebut, semakin kecil jumlah respondennya maka semakin besar jumlah Margin of Error (MoE). Jadi dapat dipastikan survei ini sangat diragukan hasilnya dan tidak layak untuk konsumsi publik, apalagi parameter merilis hasil survei menjelang masa tenang.

“Betul, yang pertama kali dapat terlihat ialah memastikan metodologinya, apakah benar atau tidak. Karena dari metodologi tersebut bisa mencerminkan hasil akhir dan dapat menjadi rujukan masyarakat dalam menerima informasi tersebut, Namun apabila metodologinya salah, tentu rujukan hasil survei ini tidak dapat dijadikan bahan panduan/rujukan bagi masyarakat dalam menetapkan pilihannya” Ungkap Mustabsirotul saat wawancara oleh media di Unpad.

Dirinya menilai, kesalahan dalam menentukan metodologi akan mencerminkan hasil akhir yang salah dan kondisi ini sangat merugikan bagi masyarakat terutama masyarakat Kota Cirebon.

“Yang saya ketahui, bahwa pilkada Kota Cirebon ini berlangsung dinamis dan ramai dikarenakan terdapat 2 paslon (head to head) antara Petahana dan Penantang. Masyarakat sangat butuh berbagai informasi yang terpercaya dan tentunya peran serta lembaga survei dalam melakukan riset persepsi publik ini akan menjadi tolak ukur masyarakat dalam menetapkan dan memantapkan pilihannya, jangan sampai karena pesanan dari satu paslon hasil survei tersebut di otak-atik sehingga menciderai proses demokrasi di kota Cirebon,” ungkap Sita.

Dirinya menilai bahwa lembaga survei pun harus berhati-hati mengeluarkan data karena ini akan menyangkut ke dalam kredibilitas lembaga survei yang tentunya akan membuat masyarakat tidak percaya terhadap hasil rilis survei bahkan lembaganya.

Diketahui sebelumnya di kota Cirebon terdapat beberapa lembaga yang melakukan rilis survei persepsi perilaku pemilih mengenai elektabilitas pilkada Kota Cirebon yaitu Indo Consulting Network, Indo Data dan Surveyku.com. Lembaga-lembaga tersebut menggunakan metodologi multistage random sampling dengan responden sebesar 600 orang dengan Margin of Error (MoE) sebesar 4 persen. Indo data melakukan survei pada tanggal 18-22 Juni 2018 dengan poin elektabilitas pasangan Bamunas S. Boediman-Effendi Edo mencapai 61,79 persen sedangkan Nashrudin Azis-Eti Herawati sebesar 48,21 persen. Selain itu, hasil rilis surveyku.com poin elektabilitas pasangan Bamunas S. Boediman-Effendi Edo sebesar 57,90 persen, pasangan Azis-Eti sebesar 42,10 persen.[REL/TRS]

Share
Leave a comment