Kader Terpecah, SBY Dinilai Tak Punya Wibawa

sby susah

TRANSINDONESIA.CO – Sebagai partai pemenang Pemilu pada tahun 2009, Partai Demokrat kini sudah kehilangan pendukungnya hampir 50 persen, bahkan pada Pemilu 2014 para elit Demokrat terpecah menjadi dua kubu guna mendukung salah satu calon presiden dan wakil presiden.

Menanggapi hal itu, pengamat politik Ari Dwipayana mengatakan ketidakharmonisan di tubuh Partai Demokrat, menandakan jika Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)‎ dinilai tidak tegas atau tidak punya wibawa untuk bisa menyatukan semua aspirasi kader dalam satu kesepakatan bersama.

“Sebagai Ketua Umum, SBY tidak bisa lagi mengontrol partainya. Ini mencerminya jika SBY tidak punya wibawa untuk bisa menyatukan para elit partai,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (24/6/2014).

‎Menurut Arie, semejak posisi Ketua Umum Demokrat diambil alih oleh SBY dari tangan Anas Urbaningrum. Demokrat justru tidak mengalami perubahan yang positif. Bahkan mereka para elit secara terbuka berdebat mendukung salah satu calon presiden.

Hal ini menandakan, kata Arie ada dua kepentingan yang berbeda antara elit partai yang mendukung Prabowo dan juga yang mendukung Jokowi. “Ini ko kelihatan sekali para kadernya loncat-loncat dari satu kepentingan politik tertentu ke kepentingan lain,” katanya.

Sebelumnya diketahui, juru bicara Demokrat Ruhut Sitompul sudah menyatakan mendukung sepenuhnya kepada calon presiden nomor urut 2 Jokowi. Ia mengaku kecewa dengan sikap capres Prabowo Subianto yang kerap menyindir pemerintahan SBY dengan bocornya keuangan negara yang mencapai ratusan triliun. Pada disisi lain ada Hatta Rajasa yang pernah menjabat sebagai Menteri Perekonomian.

‎Ruhut mengaku, dukungannya tersebut mendapat restu dari SBY. Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR RI Nurhayati Ali Assegaf membantah dukungan Ruhut Sitompul kepada pasangan calon presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla telah direstui Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.(wb/met)

Share