Angka Kematian Mengkhawatirkan di Kamp Pengungsi Sudan Selatan

pengungsi-sudan-selatan Pengungsi Sudan Selatan melarikan diri ke perbatasan Uganda dan menunggu angkutan dari Koboko menuju lokasi penampungan di Arua, Uganda (6/1//2014).

TRANSINDONESIA.CO – Sebuah organisasi bantuan memperingatkan akan kondisi “bencana” di pangkalan PBB di Sudan Selatan, yang menampung lebih dari 40.000 pengungsi yang menghindari kekerasan.

Organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas melaporkan paling tidak tiga balita meninggal setiap hari di pangkalan di Bentiu itu. Mereka mengatakan sebagian besar meninggal karena diare akut, pneumonia atau malnutrisi – semuanya terkait kondisi hidup yang buruk terutama langkanya air bersih.

Organisasi itu mengatakan banjir dan aksi kekerasan menyulitkan truk-truk air menjangkau kawasan itu, sehingga penduduk terpaksa minum dari genangan-genangan air yang tercemar kotoran manusia.

Ratusan ribu warga Sudan Selatan mengungsi ke pangkalan-pangkalan PBB sejak kekerasan antara pasukan pro dan anti-pemerintah pecah pada pertengahan Desember.

Dalam satu bentrokan, kawanan bersenjata menewaskan lebih dari 200 orang di masjid Bentiu pada 15 April. Misi PBB di Sudan Selatan menuduh pemberontak dibalik pembantaian itu, tetapi dibantah pemberontak.

Koordinator kemanusiaan PBB di Sudan Selatan baru-baru ini memperingatkan bahwa 50.000 anak Sudan Selatan bisa meninggal tahun ini jika tidak mendapat perawatan.

Dokter Tanpa Tapal Batas mengatakan mereka memperluas rumah sakitnya di kamp Bentiu dan mengirim staf medis lebih banyak guna memperbaiki situasi disana.(voa/sis)

Share