Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk (kanan) menyampaikan pendapatnya disaksikan mantan Koordinator Gerakan Indonesia Bersih, Adhie Massardi (tengah) dan pengamat Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro (kiri) saat diskusi menyoroti tulisan capres PDIP Joko Widodo di Jakarta, Kamis (15/5/2014).(ant)
TRANSINDONESIA.CO – Ide revolusi mental yang dicetuskan calon presiden (Capres) dari PDIP Joko Widodo (Jokowi) diharapkan tidak sebatas slogan. Ide itu harus dijadikan gerakan sosial agar benar-benar terwujud.
“Setiap perubahan yang besar, pasti ada resistensi tinggi. Itu alamiah. Tapi, seorang pemimpin tak pernah menyerah. Revolusi mental harus jadi gerakan sosial agar bisa terwujud,” kata psikolog dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, dalam diskusi bertajuk Revolusi Mental A la Jokowi, di Jakarta, Kamis (15/5/2014).
Dia menjelaskan dalam literatur psikologi, perubahan mindset atau moral merupakan modal utama dalam kemajuan suatu bangsa. Untuk mencapai maksud itu maka gerakan tersebut harus dikonkritkan.
“Tak ada yang aneh. Sesuatu yang tak terlalu baru. Tapi, Jokowi mengingatkan kita lagi dan harus dilakukan bersama-sama,” katanya.(sp/din)