TRANSINDONESIA.CO – Wali Kota Mataram, H Ahyar Abduh meminta aparat terkait mengusut tuntas kasus beredarnya kunci jawaban palsu ujian nasional (UN) jenjang SMP/MTs.
“Kita meminta kepada pihak-pihak terkait untuk terus menyelidiki dan menyelesaikan kasus beredarnya kunci jabawan palsu di kalangan siswa peserta UN,” katanya kepada wartawan di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Rabu (7/5/2014).
Diakatakan, kasus beredarnya kunci jawaban palsu ini tidak bisa dibiarkan karena bisa merugikan anak-anak peserta UN, apalagi kebenaran kunci jawaban itu belum tentu seratus persen.
“Artinya jika anak-anak kita bisa lulus dengan nilai baik, namun karena mengikuti kunci jabawan palsu, nilai siswa menjadi sebaliknya,” katanya.
Dalam kaitan itu, wali kota berharap peserta ujian tidak mudah tergiur dan percaya dengan adanya kunci jawaban palsu, karena hal itu bisa menyesatkan serta merugikan siswa sendiri.
Selain itu, Ahyar juga berharap kepada seluruh pengawas, jajaran dinas pendidikan, aparat kepolisian terus meningkatkan pengawalannya terhadap UN tersebut.
“Mari kita mendukung dan menjaga kelancaran pelaksanaan UN untuk menciptakan lulusan yang berkualitas, jujur dan bermartabat dengan target kelulusan 100 persen,” katanya.
Sebelumnya, Ombudsman Perwakilan NTB, Selasa (6/5/2014), menemukan penggunaan kunci jawaban UN jenjang SMP/MTs di Kota Mataram.
Kunci jawaban yang ditemukan saat digunakan dua orang siswa di dua SMP Negeri di Kota Mataram. Lembaran kunci jawaban itu ditemukan Ombudsman ketika memantau pelaksanaan UN SMP/MTs hari kedua, dengan mata pelajaran matematika.
Total siswa SMP/MTs se-Kota Mataram yang melaksanakan UN sebanyak 7.168 orang tersebar pada 49 sekolah penyelenggara dengan menggunakan 389 ruang kelas dan melibatkan 778 orang pengawas dan berlangsung selama empat hari pada 5-8 Mei 2014.(ant/sun)