IPW Desak Polri Tertibkan Penjualan Senjata Api Ilegal

senpi ilegalIlustrasi senjata api ilegal dijual dipasaran.(dok)

 

 

TRANSINDONESIA.CO, Jakarta – Mabes Polri perlu segera menertibkan aksi penjualan senjata api (senpi) ilegal yang belakangan ini makin marak, baik lewat SMS, internet maupun blok. Bagaimana pun penjualan senjata ilegal ini memberikan kontribusi besar bagi maraknya aksi penembakan misterius menjelang Pemilu dan Pilpres 2014.

Dari data Indonesia Police Watch (IPW), kurun waktu Januari hingga Maret 2014 sudah terjadi 18 kasus penembakan yang dilakukan orang tak dikenal.

“Januari ada 10 penembakan, Februari 3 kasus, dan Maret 5 kasus. Akibatnya, 8 orang tewas dan 10 luka. Diantaranya 2 polisi dan 1 TNI tewas. Aksi penembakan ini tak terlepas dari mudahnya masyarakat mendapatkan senjata ilegal,” kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya di Jakarta, Kamis (3/4/2014).

Trans Global

Pihak yang paling agresif menawarkan senjata ilegal saat ini adalah DSA. Penawaran senjata ilegal mereka lakukan lewat SMS ke HP berbagai pihak. Selain itu, mereka menyiapkan blog yang bisa diakses dengan mudah oleh siapa pun. DSA menawarkan berbagai mereka senjata api laras pendek berikut amunisinya. Para peminat bisa menghubungi nomor HP yang mereka berikan. Harga senjata apinya antara Rp20 juta sampai Rp50 juta.

Ironisnya, aksi DSA menawar-nawarkan senjata api ilegal berikut amunisinya ini bisa bebas beroperasi tanpa khawatir digerebek dan ditangkap polisi. Bahkan, dalam blognya DSA sesumbar, pengiriman senjata ilegal ke tempat pemesan dijamin keamanannya. Selain itu mereka mengaku, siap membantu pengurusan ijin senjata ilegal tersebut ke Polri dengan biaya tertentu. Padahal, sejak era Kapolri Sutanto, Polri tidak lagi mengeluarkan ijin senjata api untuk warga sipil.

IPW mendesak Polri melakukan operasi besar-besaran untuk menumpas senjata ilegal, termasuk pihak-pihak yang menjual atau menawarkan senjata ilegal tersebut.

“Jika tidak, tingginya eskalasi politik akan digunakan pihak-pihak tertentu untuk menebar teror penembakan misterius. Di Aceh dalam dua bulan terakhir sdh terjadi tiga teror penembakan yang menyebabkan 4 orang tewas dan 3 luka. Seluruh korbannya adalah fasilitas parpol dan caleg,” kaat Neta.(yan)

 

 

 

Share