TRANSINDONESIA.CO, New York : Harga minyak turun pada perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) akibat menguatnya nilai tukar dolar AS terhadap mata uang lainnya, menyusul keputusan Bank Sentral AS (The Fed) untuk memangkas stimulus moneter.
Penguatan itu membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolatr AS menjadi lebih mahal. Hal menyebabkan minyak menjadi kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.
Seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (21/3/2014), harga minyak jenis West Texas Intermediate untuk pengiriman April di New York Merchantile Exchange turun US$ 94 sen menjadi US$ 99,43 per barel.
Sementara harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Mei justru naik US$ 60 sen menjadi US$ 106,45 per barel.
The Fed telah mengumumkan untuk melanjutkan kebijakan pemangkasan pembelian obligasi bulanan sebesar US$ 10 miliar. Langkah ini berhasil mendongkrak dolar AS, namun mengurangi daya tarik terhadap investasi minyak.
Sementara itu, jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran awal pada pekan lalu naik 5.000 menjadi 320 ribu, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS. Angka itu sedikit di bawah prediksi analis.(xin/fen)