Orang Tua Terduga Teroris Poso Mengaku Kesulitan Lihat Jenazah Anaknya

Korban teroris PosoPersonel Brimob mengangkat jenazah Bharada I Putu Satria saat dibawa ke RSUD Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (6/2), yang tewas saat baku tembak dengan teroris di Poso.(ant)

 

 

TRANSINDONESIA.co, Palu : Keluarga terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah, mengaku kesulitan melihat jenazah anaknya karena berbagai alasan petugas Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tengah, Selasa malam (11/2/2014).

Anggota Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Universitas Tadulako Palu, Harun Nyak Itam Abu kepada wartawan mengatatakan, telah meminta Kepala Polda Sulawesi Tengah agar mempermudah keluarga melihat jenazah berinisial H.

“Kasihan mereka sudah datang ke Palu sejak pukul empat sore tapi tidak diizinkan. Padahal dalam pemberitaan di media, polisi mengimbau agar warga yang merasa kehilangan anggota keluarga bisa melihat jenazah,” kata Harun yang juga merupakan pendamping keluarga korban.

Pada 6 Februari 2014, terjadi insiden baku tembak antara polisi dengan terduga teroris di Poso. Satu anggota Brimob gugur dan dua terduga teroris tewas dalam peristiwa itu.

Orang tua meyakini korban baku tembak di Poso itu anaknya yang bernama Mailani Hudaya dan Nur Hasanah yang saat ini berdomisili di Tangerang, Provinsi Banten.

Atas kesulitan itu, Harun menghubungi Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Polisi Ari Dono Sukmanto agar mempermudah keluarga melihat jenazah guna memastikan mayat itu anaknya atau bukan.

Trans Global

Asyik SMS, Ford Viesta Nyemplung

Ahli atau Lihai

Namun hingga saat ini belum ada jawaban dari orang nomor satu di Polda Sulawesi Tengah ini.

Kedua warga yang mengaku orang tua korban itu sebelumnya telah dimintai keterangan di Direktorat Reskrimum Polda Sulawesi Tengah, serta diambil contoh sidik jari.

“Tapi polisi bilang sidik jari yang dikirim itu kabur sehingga susah dibaca,” kata Harun.

Sekitar pukul 22.30 WITA, warga yang mengaku keluarga korban pergi meninggalkan Polda Sulawesi Tengah dan akan mendatangi RS Bhayangkara Palu.

“Kita berharap keluarga bisa melihat jenazah besok meski hanya satu menit saja,” katanya.

Beberapa hari sebelumnya, keluarga terduga teroris berinisial F melihat jenazah dan sehari kemudian mayat itu diambil untuk dimakamkan ke Poso.(bs/sar)

Share