Proyek Kereta Kilat Jakarta – Bandung akan Dukung Mobilitas Ekonomi

Kereta Kilat

 

TRANSINDONESIA, Jakarta : Proyek kereta kilat ‘Shinkansen’ Jakarta – Bandung sudah memasuki tahap awal feasibility study atau studi kelayakan yang akan rampung pada 2020.

Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Lucky Eko menuturkan, indonesia memang harus punya transportasi massal seiring perekonomian Indonesia yang terus berkembang.

Dalam beberapa tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan ekonomi sudah berada di atas 5%. Artinya kebutuhan masyarakat secara ekonomi juga akan terus meningkat dan harus dilengkapi sarana transport yang efisien.

“Memang sudah seharusnya kita memiliki transportasi massal seperti ini. Karena perekonomian kita sudah lebih baik. Untuk kebutuhan ekonomi sekarang, kemajuan negara sudah bertambah, kan nggak mungkin transportasinya kayak-kayak gini saja,” kata Lucky, Kamis (30/1/2014).

Seperti Jepang, mampu menghubungkan kota-kota besarnya dengan kereta cepat. Seperti dari Tokyo ke Osaka dan berlanjut ke kota lainnya. Hasilnya ada efektifitas waktu. Lucky menilai mustahil masyarakat cuma memanfaatkan jalan, bus ataupun kereta biasa selamanya.

“Tidak mungkin cuma mengandalkan yang ada saja. Harus ada trasportasi yang lebih baik. Salah satunya itu kereta cepat,” ungkapnya.

Penanggung jawab studi dari proyek ini adalah Japan International Consultan of Transportation (JICA), biaya studi adalah hibah dari JICA sebesar US$ 15 juta.

Namun secara total, biaya proyek akan mencapai Rp58 triliun. Rencananya rute kereta ini menghubungkan Stasiun Dukuh Atas di Jakarta dengan Gedebage di Bandung sepanjang 144 kilometer beserta  tiga stasiun pemberhentian, yaitu Stasiun Bekasi, Stasiun Cikarang dan Stasiun Karawang, Jawa Barat.(dtc/rn/sam)

Share