TRANSINDONESIA, San Paulo : Gelombang protes menantang Piala Dunia 2014 di Brasil terus terjadi. Dilaporkan dari Reuters sebanyak 1000 orang demonstran turun ke jalan di Kota Sao Paulo menolak Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia pada Sabtu, 25 Januari 2014.
Mereka menuntut pemerintah Brasil memperhatikan kesejahteraan rakyat dibanding menghelat turnamen berskala internasional. Melalui akun Facebook, mereka menamakan diri ‘Operasi untuk menghentikan Piala Dunia’.
Mengawali aksi, mereka berkumpul di depan museum seni Sao Paulo. Mereka berorasi selama satu jam sebelum long march ke jalan protokol. Para demonstran membawa slogan-slogan yang menentang digelarnya turnamen pertengahan tahun ini.
Saat mendekati pusat kota, pengunjuk rasa yang mengenakan topeng mulai bertindak anarkis. Mereka merusak mobil Polisi yang terparkir. Di antara mereka membakar ban bekas dan memecahkan kaca bank.
Untuk meredam aksi demonstran yang tidak terkendali, kepolisian anti huru-hara menambakkan gas air mata dan melepaskan puluru karet untuk memecah konsentrasi massa. Sebanyak 100 orang demonstra diamankan oleh pihak Kepolisian. Ratusan orang itu dianggap sebagai provokator.
Juru bicara Hak Asasi Manusia, Carlos Weis mengecam langkah Polisi membubarkan massa. Seorang demostran bernama Fabricio Proteus Nunes Fonseca kini kritis di Rumah Sakit setelah tertembak peluru karet di bagian leher dan pangkal paha.
“Polisi telah bertindak berlebihan dan tidak proporsional dalam situasi seperti itu,” kata Weiss.
Sementara itu, juru bicara keamanan setempat mengatakan, tindakan Polisi sudah sesuai prosedur. Pria tersebut dilaporkan membawa senjata tajam saat berunjuk rasa.
“Saat digeledah petugas, dia melarikan diri sambil berusaha mengeluarkan pisau dari sakunya”. (rts/fen)