TRANSINDONESIA, London : Nawal Msaad (26), mahasiswi Inggris keturunan Maroko, ini nekad menyeludupkan uang sebanyak US$ 27.000 atau Rp 328 juta di pakaian dalamnya untuk diberikan pada para pejuang Suriah.
Mahasiswi cantik di salah satu universitas di London ini ditangkap aparat di Bandara Heathrow, Kamis (23/1/2014) saat hendak menaiki sebelum pesawat dalam penerbangan ke Istanbul, Turki.
Kepala Komando Antiteror Inggris, Richard Walton mengatakan, sejumlah remaja tertarik untuk bergabung dengan pejuang ‘jihad’ di Suriah. Ia memperingatkan konflik di sana bisa saja menjadi ancaman dalam negeri. Bukan tak mungkin mereka akan merencanakan serangan teroris di Inggris sekembalinya dari Suriah
Awal bulan ini , dua gadis berusia 17 tahun dari London dan West Yorkshire ditahan di Bandara Heathrow saat hendak naik pesawat ke Istanbul. Polisi memeriksa mereka selama 5 hari, sebelum melepaskan keduanya tanpa sangkaan. Namun, Walton menyebut, ‘remaja laki-laki dan perempuan’ lain terpikat untuk bergabung dengan pasukan pemberontak dalam pertempuran di Suriah.
Dia mengatakan jumlah penangkapan terkait teror Suriah melonjak akhir-akhir ini. Sebanyak 14 penangkapan di tiga minggu pertama tahun ini lebih dari separuh dari total seluruh penangkapan tahun 2013. “Fakta yang mengejutkan karena mereka adalah orang-orang muda,” kata Walton seperti dimuat Daily Mail.
Para pejabat keamanan mengatakan, ratusan warga negara Inggris telah melakukan perjalanan ke Suriah, negeri yang dilanda perang saudara selama dua tahun terakhir.
Banyak orang diduga ekstremis telah memposting pesan media sosial, menceritakan pengalaman mereka di Suriah, untuk menarik warga Inggris lain untuk bergabung.
Seorang pria mengatakan pertempuran di Suriah adalah ‘jihad bintang 5’ dan memposting foto kekerasan, diketahui tewas dalam bentrokan di Suriah.
Pria itu, Ifthekar Jaman (23) mengimbau sesama warga Inggris untuk bergabung dengannya dan mengkritik orang tua yang mencoba untuk menghentikan anak-anak mereka ke Suriah .
Lainnya mengaku pergi ke Suriah untuk melakukan kerja kemanusiaan atau medis, namun secara radikal memutuskan untuk ambil bagian dalam ‘jihad’.
Richard Walton mengatakan, saat ini pihak aparat keamanan sedang melakukan misi yang menargetkan pihak mengorganisir misi teroris atau ‘ fasilitator ‘ Inggris untuk Suriah. (lp6/fen)