Pariwisata Flores Tak Ditunjang Kualitas Jalan Nasional

TRANSINDONESIA.CO – Kondisi jalan nasional di Pulau Flores dari Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo) sampai Larantukan (Kabupaten Flores Timur), Nusa Tenggara Timur, sampai saat ini belum memenuhi standart jalan nasional.

Hal ini disebabkan masih banyaknya ruas jalan yang hanya memiliki lebar 4 meter, seperti ruas jalan di Labuan Bajo – Batas Kota Ruteng (Kabupaten Manggarai). Begitu pula ruas batas Kota Ruteng – Batas Kabupaten Manggarai Timur maupun ruas jalan lainnya.

Kondisi tersebut diperparah lagi dengan tidak adanya jalur alternatif yang menghubungkan antar wilayah kabupaten.

Kondisi Jalan yang tidak menujang pariwisata di Flores.[Ramadhan}
Kondisi Jalan yang tidak menujang pariwisata di Flores.[Ramadhan}
Sementara, arus lalu lintas di ruas jalan nasional tersebut semakin ramai dipadati kendaraan mulai roda empat sampai truk troton maupun kendaraan roda dua untuk mendistribusikan kebutuhan pokok masyarakat yang dikirim via kapal laut dari Surabaya ke Labuan Bajo atau lainnya.

Satker PJN (Pelaksanaan Jalan Nasional) Wilayah 3 Provinsi NTT, Ferdinand Kana Lo,ST.MT dan Satker PJN Wilayah 4  Provinsi NTT melalui Satker P2JN (Perencanaan Pengawasan Jalan Nasional) Provinsi NTT, Ir. Hotasi SP Pasaribu, Msc, telah melakukan kajian untuk membuka jalan alternatif yakni jalur Pantura (Pantai Utara), namun kenyataaannya sampai saat ini belum terealisasi seluruhnya.

Kampung Bena.[Ramadhan}
Kampung Bena.[Ramadhan}
Padahal, jika jalur ini dibuka maka tingkat perekonomian dan taraf hidup masyarakat akan meningkat dan biaya transportasi untuk hasil bumi dari Pulau Flores dapat diangkut dengan biaya murah.

Akibat hal ini, harga bahan pokok di Pulau Flores sangat tinggi, baik yang didatangkan dari luar pulau atau yang ada di Pulau Fores itu.

Sawah berbentuk jaring Laba-Laba di Cancar Kabupaten Manggarai.[Ramadhan]
Sawah berbentuk jaring Laba-Laba di Cancar Kabupaten Manggarai.[Ramadhan]
Sementara, objek parawisata di Pulau Flores sangat menjanjikan bila dikelola dengan baik, maka Labuan Bajo dengan Pulau Komodo nya, di Manggarai dengan rumah Adat Wae Rebo dan di Riung dengan panorama pulau-pulau kecil sebanyak 17 pulau yang melambangkan tanggal Proklamasi RI akan menjadi daya tarik tersendiri dan tidak menyulitkan bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara yang akan datang.

Seorang wanita di rumah adat Kampung Bena.[Ramadhan]
Seorang wanita di rumah adat Kampung Bena.[Ramadhan]
Belum lagi, rumah Adat Kampung Bena di Kabupaten Ngada (Bajawa), Danau Kelimutu di Kabupaten Ende dan tempat pengasingan Presiden RI pertama Ir Soekarno yang melahirkan Azas Negara yakni Pancasila dengan bukti adanya pohon sukun yang bercabang lima.

Danau Kalimatu di Ende.[Ramadhaan]
Danau Kalimatu di Ende.[Ramadhaan]
Guna menunjang dunia parawisata, akses transportasi merupakan salah satu fasilitas utama bagi wisatwan. Hal ini perlu diprogramkan sedini mungkin untuk membuka jalan-jalan alternatif dan juga meningkatkan kondisi jalan yang ada.

Senja di Pantai Labuan Bajo.[Ramadhan]
Senja di Pantai Labuan Bajo.[Ramadhan]
Disinilah peran pemerintah pusat melalui dana APBN dan peran pemerintah daerah melalui dana APBD Tingkat 1 dan Tingkat II sehingga tidak tertinggal dengan daerah-daerah lain yang ada di Indonesia seperti di Pulau Jawa dan Sumatera.[Ramadhan]

Share
Leave a comment