Model Pemolisian

e-policing-reformasi

TRANSINDONESIA.CO – Pemolisiian adalah segala usaha dan upaya untuk mewujudkan serta memelihara keteraturan sosial (Kamtibmas) pada tingkat managerial dan operasional baik dengan atau tanpa upaya paksa.

Pemolisian dapat menjadi suatu karakter bagi institusi kepolisian yang dapat dibangun menjadi model yang bervariiasi antara satu tempat dengan yang lainya.

Model pemolisian dapat dibangun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Manfaat bagi kemajuan bangsa dan negara, kesejahteraan masyarakat, kemajuan institusi kepolisian.

2. Wilayah, masalah yang dihadapi, potensi-potensi yang bisa diberdayakan, corak masyarakat dan kebudayaanya, nilai-nilai kearifan lokal dan sebagainya.

3. Fungsi dan tugas pokok polisi baik sebagai insttusi, sebagai fungsi maupun sebagai petugas keepolisian. Arah untuk menuju kepolisian sebagai institusi yang profesonal (ahli), cerdas (kreatif  dan inovatf), bermoral (berbasis pada kesadaran, tanggung jawab dan dispin) serta modern.

4. Model-model pembinaan baik untuk kepemimpnan, bidang administrasi, bidang operasional maupun capacity buiding.

Dalam membangun pemolisian diera digtal perlu pmikiran-pemikiran secara konseptual dan bertindak pragmatis yang saling melengkapi dan menjadi suatu sistem.

Tatkala kita membangun sistem yang perlu diperhatikan adalah masukan (input), proses (cara mencpainya) maupun keluaranya (output), yang memerlukan adanya standar-standar baku sebagai pedoman.

Operasional (SOP:  a. Job description dan job analysis b. Standardisasi keberhasian tugas, c. Sistem penilaian kinerja d. Sistem reward dan punish ment, dan d. etika kerja).

Model pemolisian dapat dibuat menjadi tiga kategori: 1. Berbasis wilayah, 2. Berbasis kepentingan dan 3. Berbasis damak masalah.

Ketiga kategori tersebut memiliki pendekatan yang berbeda namun, ada benang merah yang menunjukan adanya saling keterkatan satu dengan lainya.

Model pemolisian ini dapat digunakan sebagai acuan dasar atau pedoman dalam mengmplementasikannya, walaupun berbeda variasinya (berdasarkn corak masyarakat dan kebudayaan), namun tetap memiliki prinsip-prinsip mendasar yang berlaku umum.

Mengutip dari Romo Mangun Wijaya, “satu prinsip seribu gaya”.

1. Pemolisian yang berbasis wilayah.

Model ini boeh dikatakan sebagai model struktural dari tingkat Mabes sampai dengan Polpos bakhan bisa jadi pada Babin Kamtibmas.

Semua tingkatannya dibatasi wilyah hukum (bisa mengikuti pola pemerintahan  atau ada pola-pola khusus seperti yang diterapkan di Polda Metro Jaya yang wilayahnya ada tiga Provinsi (DKI, Banten dan Jawa Barat).

Ada Polres yang membawahi lebih satu wilayah kota atau kabupaten, a. da juga wilayah Polsek yang lebih dari satu kecamatan.

Pada tingkat Polpos dan Babin Kamtibmas ini yang perlu dibuat secara konsisten atau ada modelnya.

Didalam pemolisianya akan berkaitan dengan penanganan-penanganan masalah, kepentingan-kepentingan. Disinilah ada saing keterkaitan antara model yang berbasis wilayah maupun yang berbasis kepentingan maupun yang berbasis wilayah.

Pertanyaanya, “Bagaimana membangun sistem terpadu yang saling mengisi dan saling melengkapi, serta saling menguatkan dalam mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial (Kamtibmas)?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut yaitu dengan membagun back office (sebagai linking pin atau pusat K4EI (Komuniksi, Komando dan Pengendalian, Koordinasi, Kontrol dan Monitoring, Evaluasi dan Informasi).

Back office ini merupkan, ruang operasi untuk mengharmonikan (kalau dianalogikan adalah dirigen dalam sebuah orchestra) pekerjaan yang diselenggarakan  antar wilayah, fungsi atau bagian, maupun dalam kondisi yang diskenariokan, atau kondisi-kondisi kontijensi baik dari faktor manusia,  faktor alam maupun faktor kerusakan infra struktur.

Back office ini merupakan sistem terpadu yang mampu membangun data base dan K4EI, yang mampu memberikan pelayanan prima dengan pemolisian yang profesional, cerdas, bermoral dan modern.

Untuk itu, diperlukan keunggulan-keunggulan dalam mengimplementsikannya adalah:.

A. Unggul SDM, B. Unggul data, C. Unggul pemimpin dan kepemimpinnya, D. Unggul sarpras(berbasis ilmu pengetauhan dan teknologi, unggul jejaring, unggul anggaran.

Back office merupakan: 1. Pusat data, 2. Call dan command centre, 3. Pemantau layar  CCTV, 4. Network, 5. Public service onlline, 6. Analisa, 7. Produk. Yang fungsinya dapat sebagai pusat K3i (Komunikasi, Koordinasi, Komando –pengendalian, informsi).(CDL-Osaka031014)

Penulis: Chryshnanda Dwilaksana

Share