Tempo 24 Jam, 50 Gerilyawan ISIL Tewas di Irak Utara

gerilyawan-serbu-markas-militer-di-irak-utaraGerilyawan Berseragam Serbu Markas Militer di Irak Utara

TRANSINDONESIA.CO – Lebih 50 gerilyawan Negara Islam Irak dan Mediternia (ISIL) dibunuh oleh pasukan keamanan Irak di beberapa daerah terpisah di Provinsi Saladin, ibukota Irak utara, di tengah meningkatnya serangan militer serta serangan udara terhadap kelompok ISIL.

Kantor Panglima Angkatan Bersenjata Irak mengatakan dalam laporannya, Sabtu (28/6/2014).

Pasukan keamanan Irak mulai mengambil kendali atas wilayah-wilayah yang jatuh ke tangan ISIL lebih dari sepekan yang lalu, di tengah dukungan publik yang besar oleh penduduk di daerah-daerah tersebut, kata juru bicara militer Irak, Mayor Jenderal Qassim Atta, dalam satu konferensi pers.

Dia menambahkan bahwa ISIL mulai runtuh di Provinsi Saladin karena banyak anggotanya mulai mengungsi dari provinsi itu.

Selama 24 jam terakhir, 29 gerilyawan ISIL tewas di Saladin, 25 di Tigris, empat di Anbar, dan sejumlah rudal mereka di Samarra disita, kata Mayor Jenderal Atta mencatat.

Sementara itu pemberontak Suriah dan Al-Qaida meluncurkan kontra-serangan Sabtu untuk mengusir gerilyawan ISIL dari kota Albu Kamal di perbatasan Irak, kata pemantau.

Operasi itu terjadi hanya beberapa hari setelah beberapa pejuang dari waralaba Al Qaida Suriah, Front Al-Nusra, berjanji setia kepada ISIL di Albu Kamal, setelah memimpin serangan di Irak dan merebut wilayah yang luas.

Tetapi tidak semua pejuang al-Nusra membelot dan mereka yang menolak untuk tunduk kepada kelompok jihad bergabung dengan kelompok pemberontak Suriah lainnya untuk meluncurkan kontra-ofensif.

“Pertempuran telah berkecamuk sejak malam terakhir di Albu Kamal antara Front Al-Nusra dan gerilyawan di satu sisi dan ISIL di pihak lain,” kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.

Front Al-Nusra dan sekutunya Sabtu merebut dua posisi ISIL di Alby Kamal, kota utama di provinsi timur yang kaya minyak Deir Ezzor, kata Observatorium yang berbasis di Inggris.

Al-Nusra dan kelompok pemberontak lain di Suriah telah terkunci dalam pertempuran sengit dengan ISIL sejak Januari yang telah menewaskan ribuan pejuang.

ISIL bertujuan menetapkan satu negara Islam yang melintasi Suriah dan Irak dan menguasai sebagian besar Deir Ezzor dalam beberapa pekan terakhir.

Pemberontak menyalahkan Barat dan pendukung oposisi lainnya serta gagal memberikan mereka dengan lebih banyak dukungan untuk melawan ISIL, yang telah menguasai wilayah yang sangat luas di utara dan barat Baghdad, serta menyita senjata dari tentara Irak yang melarikan diri.(afp/ant/fen)

Share
Leave a comment