TRANSINDONESIA.CO – Kehormatan adalah suatu harga diri yang diyakini dan dijaga marwahnya untuk menjadi sesuatu yang luhur dan menjadi suatu kebanggaan. Kehormatan dijabarkan dalm nilai-nilai yang menjadi acuan atu pedoman bagi pemikiran, perkataan dan perbuatan.
Bagi institusi atau birokrasi kehormatanya ditunjukan dari tingkat profesionalismenya, keberhasilanya menyelesaikan masalah, tingkat kualitas pelayananya kepada publik, akuntabilitasnya serta manfaatnya bagi peningkatan kualitas hidup orang banyak.
Dengan demikian kehormatan tidaklah dibangun dengan kepura-puraan, balas budi, ancaman/ketakutan/menakut-nakuti dan bukan juga dengan paksaan maupun bayaran, melainkan dengan ketulusan dan prestasi serta manfaat dari kinerjanya.

Tatkala kehormatan merupakan produk rekayasa maka suatu ketika akan terkuak dan menjadi bumerang.
Sadar atau tidak rekayasa dalam membangun kehormatan sebenarnya meracuni. Apa yang menjadi standar ideal di geser dengan berbagai alasan dari kepentingan sampai tukar menukar dengan uang.
Kehormatan yang bisa dibeli adalah kehormatan semu, sama juga membunuh dirinya secra perlahan. Merasa terhormat dengan perilaku bejat.
Seakan menjadi pahlawan walau yang dilakukan adalah penghianatan. Mengaku dekat dan menjadi pengikut Tuhan walau melakukan pekerjaan setan. Kehormatan yang diperjual belikan sama dengan memuji-muji nama Tuhan namun terus saja menjalani ajaran setan.
Kehormatan adalah buah dari ketulusan, keprofesionalan dan sebuah pengakuan. Kehormatan bagi pribadi, kelompok, institusi, masyarakat, bangsa dan negara adalah dari integritas, karakter yang diakui dan dirasakan prestasinya serta manfaatnya bagi upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Kehormatan sejati bukan dengan puja-puji dan hal-hal duniawi, melainkan dari adanya kecintaan, kerinduan dari masyrakat atau orang banyak untuk keberadaanya yang terus melegenda.[CDL-02052016]
Penulis: Chryshnanda Dwilaksana