TRANSINDONESIA.CO – Serangan udara ke kota Raqqa di Suriah telah membunuh paling tidak 32 orang anggota kelompok militan yang menamakan dirinya Negara Islam atau ISIS serta melukai 40 orang lainnya, kata sebuah kelompok pegiat.
Serangan udara yang dilakukan hari Minggu (6/12/2015) ini diyakini dilakukan oleh pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, kata kelompok Syrian Observatory for Human Rights.
Namun, pegiat lainnya menyebutkan bahwa pesawat-pesawat jet Rusia-lah yang telah mengebom kota itu dan para warga sipil terbunuh.
Raqqa merupakan markas besar de facto ISIS.
Rami Abdel Rahman, ketua Syrian observatory yang bermarkas di Inggris dan memiliki jaringan para informan di lapangan, mengatakan bahwa sekitar 15 serangan udara menggempur markas ISIS di sebelah utara, timur dan tenggara kota Raqqa.
Ia mengatakan jumlah korban baru berasal dari satu rumah sakit saja dan jumlah korban meninggal bisa jauh lebih tinggi dari yang telah disebutkan.
Koalisi dan Rusia
Inggris bergabung dengan pasukan koalisi untuk melakukan pengeboman di Suriah bulan ini setelah adanya pemberian suara di parlemen.
Prancis juga telah meningkatkan serangan mereka di Suriah sejak adanya serangan mematikan di Paris pada bulan November, yang diklaim dilakukan oleh ISIS.
Pada hari Jumat (4/12/2015), para anggota parlemen Jerman mendukung rencana untuk menyokong aksi militer terhadap ISIS di Suriah.
Rusia juga melakukan serangan udara di Suriah, meskipun para pengkritik mengatakan Rusia hanya menargetkan kelompok-kelompok pemberontak yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad.(Bbc/Fen)