TRANSINDONESIA.CO – Melambannya perekonomian, sejumlah sektor perdagangan, hotel dan restaurant (PHR) di Bali Di Bali terjadi pengurangan penggunaan tenaga kerja.
Dampak perlambatan perekonomian Bali pada triwulan II-2015 ini lebih berat dibandingkan pada triwulan sebelumnya.
“Sesuai hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) triwulan II- 2015 menunjukkan penurunan penggunaan tenaga kerja dibandingkan triwulan sebelumnya,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Dewi Setyowati di Denpasar, Senin (5/10/2015).
Dalam laporan kajian ekonomi dan keuangan regional Bali menyebutkan bahwa, terdapat pengurangan jumlah karyawan tetap yang dipekerjakan, terutama terjadi pada sektor PHR, yang terjadi sebagai dampak perlambatan perekonomian daerah ini.
Untuk perkiraan penggunaan tenaga kerja triwulan III 2015 mendatang, hasil survei menunjukkan di daerah pariwisata Bali, belum terjadi perbaikan optimisme pelaku usaha, sehingga nilai perkiraan menggunakan tenaga kerja masih dibawah nol.
Ia menyebutkan, penurunan perkiraan penggunaan tenaga kerja pada triwulan mendatang terjadi pada hampir seluruh komponen perekonomian, kecuali sektor PHR dan sektor bangunan, sebagai dampak dari perekonomian yang belum tumbuh signifikan.
Para pelaku usaha memperkirakan akan terjadi penambahan penggunaan tenaga kerja pada kedua sektor ini seiring dengan kunjungan paling tinggi (high season) wisatawan ke Bali dan mulai terealisasinya pembangunan proyek-proyek pemerintah.
Setyowati menyebutkan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir Kabupaten Jembrana dan Kota Denpasar merupakan dua wilayah dengan tingkat pengangguran yang relatif tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Pesatnya pembangunan di Kota Denpasar telah menarik minat migrasi termasuk penduduk pendatang yang berakibat pada tingginya tingkat pengangguran, sebab mereka yang datang umumnya kurang memiliki keterampilan yang memadai.
Namun secara umum, tingkat pengangguran di Bali selama tiga tahun terakhir terus menunjukkan tren penurunan. Pada Februari 2015 misalnya tingkat pengangguran di Bali tercatat sebesar 1,37 persen dari jumlah penduduk yang bekerja atau 33.611 orang.
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama, mayoritas pekerja di Bali pada Februari 2015 bekerja di sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi, dengan jumlah sebanyak 721.776 orang, atau sebesar 29,76 persen dari total penduduk yang bekerja.
Kontribusi penduduk yang bekerja di sektor ini mengalami peningkatan dibanding bulan yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai 28,38 persen. Meskipun kontribusi sektor pertanian dalam penyerapan tenaga kerja terus mengalami penurunan.
Ia menyebutkan, sektor pertanian masih memiliki peranan yang cukup signifikan, terbukti jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian yaitu sebesar 569.493 orang atau sebesar 23,48 persen dari total penduduk yang bekerja.
Sektor industri dan sektor jasa kemasyarakatan juga memiliki peranan yang cukup penting dalam menyerap tenaga kerja. Penduduk yang bekerja di sektor industri pada bulan Februari 2015 berjumlah 398.873 orang, atau meningkat dari 14,18 persen.
Sedangkan penduduk yang bekerja di sektor jasa kemasyarakatan pada bulan Februari 2015 berjumlah 371.973 orang 15,34 persen sedikit menurun dibandingkan bulan Februari 2014 yang berjumlah 381.219 orang 16,04 persen.(Ant/Oki)