Ngemis Lagi, Dirut PT Transjakarta Minta Rp1 T

Aksi desakan usut korupsi Transjakarta.(dok)
Aksi desakan usut korupsi Transjakarta.(dok)

TRANSINDONESIA.CO – Entah sudah berapa triliun rupiah dana Negara membiayai bus TransJakarta. Meski sampai saat ini masih banyak dikeluhkan masyarakat pengguna bus, tapi kali ini PT Transjakarta mengajukan permintaan penyertaan modal pemerintah (PMP) sebesar Rp1 triliun kepada Pemerintah Provinsi DKI untuk tahun anggaran 2016.

Dirut PT Transportasi Jakarta Antonius NS Kosasih menjelaskan, uang tersebut akan digunakan salah satunya untuk membeli bus-bus baru. Hal tersebut disampaikan Kosasih dalam rapat pembahasan KUA-PPAS 2016 yang membahas pemberian PMP kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (14/9/2015).

“Kami minta Rp 1 triliun Pak, itu untuk pengadaan 329 bus Pak. Ada beberapa bus kami yang kurang layak tapi masih kami jalankan karena kurang armada,” kata Kosasih.

Kosasih mengatakan, sampai saat ini, bus-bus transjakarta yang dengan kondisi buruk tetap digunakan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan transjakarta yang tinggi.

Kosasih mengatakan, pengadaan bus ini akan menggunakan 74 persen dana PMP. Rinciannya, PT Transjakarta akan membeli 169 bus single untuk armada reguler, 35 unit bus tingkat untuk armada gratis.

Bus-bus ini akan digunakan di kawasan ERP dan kawasan dengan larangan sepeda motor. Selain itu, PT Transjakarta juga ingin membeli 125 unit bus maxi untuk armada reguler.

Kosasih menjelaskan bus maxi ini berbentuk sama dengan bus single, tetapi lebih panjang dan lebih dapat menampung banyak orang.

“Bus maxi ini kalau ban depan belok ke kiri, yang belakang ikut belok Pak. Jadi busnya bisa belok cepat, nah ini cocok di koridor seperti koridor enam, Dukuh Atas-Ragunan,” ujar Kosasih.

Selain membeli bus, PT Transjakarta juga ingin membeli mobil lain yang menunjang perusahaan terkait dengan penambahan busnya. Seperti 4 mobil derek, 12 unit kendaraan perawatan prasarana dan sarana, dan 2 unit mobil ambulans.

Kosasih mengatakan, semua bus itu akan dibeli dengan menggunakan e-catalog. “Setelah itu, 21 persen dana PMP akan digunakan untuk pembaharuan pembangunan infrastruktur khususnya halte dan depo Pak, lalu 5 persen lagi untuk membangun fasilitas pendukung operasional,” ujar Kosasih.(Kps/Yan)

Share