TRANSINDONESIA.CO – Tenda posko Siutama pengungsi erupsi Gunung Sinabung Kab. Karo Sumatera Utara asal desa Gurukinayan (Gurki) Kec. Payung berada di jalan Pinter diduga dibakar orang tidak dikenal pada Senin (8/12/2014) sekitar jam 03.00 dini hari. Akibatnya satu dari tiga tenda sumbangan BNPB tidak bisa digunakan, berikut tikar serta logistik makanan. Ditafsir kerugian mencapai puluhan juta rupiah.
“Saya melihat tenda itu sudah penuh dengan asap, tepat dibagian luar dan atas tenda. Teriakan saya membangunkan sebagian penghuni yang berada di lokasi tenda,” ungkap Roris pengungsi asal Desa Gurki.
Selanjutnya warga bergotong royong guna melakukan pemadaman api tersebut. Diteruskan dengan melaporkan peristiwa yang berdampak sangat merugikan pengungsi ke Polsek setempat, BPBD dan pihak Bupati.
“Kami sudah melaporkan peristiwa tersebut kepada kepolisan, BPBD dan Bupati karo. Sampai saat ini pihak kepolisian masih menyelidiki. Namun, pihak BPBD ataupun Pemkab Karo belum juga datang, meski sudah kami informasikan,” terang Ramli Sembiring pengungsi posko Siutama kepada Waspada.
Dikatakannya, posko Siutama yang dihuni 350 kk sebelum terjadinya pembakaran tersebut memang dalam keadaan kosong tanpa dijaga satu orangpun, sementara dua posko lagi ada penghuninnya. Jadi tidak ada yang menjaga.
Dimana sebelumnya mereka berada di Kabanjahe guna menyewa rumah kontrakan. Tetapi mereka memutuskan pulang ke asal desa nya dengan cara mendirikan posko baru menjalanin delapan hari. \
“Karena kami kecewa bahwa yang kami ketahui baik dari media tentang pemberitaan asal pengungsi Desa Guru Kinayan yang masuk dalam radius 5 km mendapat jatah Rp500.000, per bulan. Usai Presiden datang ke Karo. Tetapi hasilnya sampai saat ini tidak kami terima apapun. Baik itu anggaran dana serta logistik,” terangnya.
Kami merasa seperti diabaikan, dilajutkannya. Sebab itu kami menderikan Posko Siutama di sini tepatnya di jalan lintas menuju Kecamatan. Dengan harapan agar penyumbang mau datang kepada kami. Tidak ada yang kami bisa harapkan selain belas kasihan orang lain, dibandingkan dengan kepudulian Pemkab. Karo.
“Untuk sementara kami terpaksa memaksakan diri bersempit – sempitan didalam dua tenda yang tersisa dari dugaan kesengajaan dibakar, yang dilakukan orang tidak bertanggungjawab,” ucapnya.(deb/man)