
TRANSINDONESIA.CO – Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menempatkan petugas polisi di setiap stasiun pengisian bahan bakar umum di provinsi itu, untuk menjaga keamanan SPBU sebagai antisipasi rencana kenaikan harga BBM bersubsidi.
“Selain itu, kami juga melakukan langkah-langkah pengamanan, seperti patroli dan sudah menangkap beberapa pelaku penyimpangan BBM bersubsidi oleh oknum yang ingin memanfaatkan peluang rencana kenaikan BBM bersubsidi untuk keuntungan pribadi,” kata Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigjen (Pol) Arief Sulistianto di Pontianak, Sabtu (8/11/2014).
Ia berharap situasi keamanan di Kalbar tetap kondusif, baik sebelum maupun setelah diumumkannya kenaikan harga BBM bersubsidi oleh pemerintah.
“Kami berharap masyarakat juga tetap mendukung kebijakan pemerintah, termasuk rencana akan menaikkan harga BBM bersubsidi,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk membeli BBM bersubsidi sesuai kebutuhan.
“Dan jangan membeli BBM bersubsidi di luar kebutuhan, serta jangan menyimpang atau menimbun BBM, karena kalau hal itu dilakukan akan dilakukan penindakan dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku,” katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Senior Supervisor Hubungan Eksternal Pemasaran Daerah Pertamina Wilayah Operasi VI Kalimantan Andar Titi Lestari mengimbau masyarakat tidak membeli BBM dalam jumlah yang berlebihan, sebab stok tersedia sampai akhir tahun ini.
“Stok BBM untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalimantan hingga akhir tahun cukup, sehingga masyarakat tidak perlu panik dengan membeli BBM dalam jumlah yang banyak,” katanya.
Pihaknya tetap menyalurkan BBM sesuai dengan kebutuhan dan menjamin hal itu cukup dengan catatan bila masyarakat tidak melakukan “panic buying” dan pembelian berulang.
“Pembelian berulang akan mengakibatkan antrean panjang dan dapat meresahkan masyarakat,” katanya.
Dia menjelaskan dalam dua bulan terakhir Pertamina telah menambahkan pasokan BBM sekitar tiga persen dari kebutuhan dalam penyalurannya.
Untuk BBM jenis premium di Provinsi Kalimantan Utara pada Oktober 2014, realisasi penyaluran sebesar 6.299 kl atau lebih besar daripada September 2014 dengan realisasi penyaluran sebesar 6.174 kl.
Di Kalimantan Timur realisasi penyaluran Oktober sebesar 56.465 kl atau lebih besar daripada bulan sebelumnya 5.873 kl. Di Provinsi Kalimantan Selatan realisasi penyaluran BBM jenis premium Oktober sebesar 52.930 kl atau lebih besar dari bulan sebelumnya 49.029 kl.
Di Kalimantan Tengah realisasi penyaluran bulan Oktober sebesar 32.587 kl atau lebih besar daripada bulan sebelumnya sebesar 30.282 kl, dan di Kalimantan Barat hingga Oktober penyaluran BBM subsidi sebesar 49.966 kl atau juga lebih besar daripada bulan sebelumnya sebesar 46.244 kl.
“Begitu pula dengan penyaluran solar bersubsidi di Kalimantan, kami telah menyalurkan solar sesuai dengan kebutuhan dan relatif bertambah, dengan total realisasi hingga Oktober sebesar 890.486 kl,” kata Andar.
Penyesuaian harga BBM yang menjadi domain pemerintah akan dialihkan pada sektor lain yang produktif dan memberikan manfaat bagi masyarakat, diharapkan dapat dipahami oleh Masyarakat, kata Andar.(ant/tan)