TRANSINDONESIA.co, Jakarta : Mski kuota perempuan terpenuhi tiap partai politik, namun belum ada kesetaraan gender dalam pemilu 2014, halnya calon legislatif (caleg) perempuan masih menjadi pilihan nomor dua bagi para pemilih.
Hal ini terlihat dalam survei International Foundation for Electoral Systems (IFES) dan Lembaga Survei Indonesia (LSI) masih mengutamakan caleg laki-laki walaupun memiliki kemampuan yang sama dengan caleg perempuan.
“Mayoritas 55% akan pilih laki-laki kalau ada caleg perempuan dan laki-laki yang punya kapabilitas sama. Ini mengejutkan, di negara lain tidak terlalu mementingkannya,” kata Direktur Riset IFES Rakesh Sharma di Grand Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (11/2/2014).
Dalam jajak pendapat tersebut, 55% responden memilih caleg laki-laki, jika ada sepasang caleg laki-laki dan perempuan yang memiliki kualitas sama. Sementara hanya 11% yang memilih caleg perempuan, 32% memandang tidak ada bedanya kedua caleg tersebut, sisanya 2% tidak menjawab.
Padahal di sisi lain, mayoritas (56%) responden setuju dengan kuota 30 persen caleg perempuan di tiap partai. Lainnya, sangat setuju 5%, tidak setuju 17%, sangat tidak setuju 1%, dan tidak menjawab 22%.
Selain itu, Sharma juga menjabarkan jumlah perempuan di parlemen yang masih minim saat ini, belum dianggap masalah bagi masyarakat.
“Representasi perempuan di dunia nyata 50% dari total penduduk, tapi di DPR hanya 18% dari total wakil rakyat. Sementara itu, hanya seperempat 28% responden menganggap ini adalah angka yang terlalu rendah. Lainnya ini angka yang sudah tepat 38% dan cukup tinggi 6%. Ini kontradiktif, masyarakat tidak melihat ini adalah hal yang bermasalah,” tandasnya.(mtv/sof)