TRANSINDONESIA.CO – Jutaan jamaah haji dari seluruh dunia sudah berkumpul di Kota Makkah, Saudi Arabia. Di Masjidil Haram, jutaan umat Islam terus berdatangan untuk melaksanakan shalat wajib maupun umrah.
Beberapa jam sebelum waktu shalat, mereka sudah tiba di dalam Masjidi Haram hingga pelataran depan Zamzam Tower. Pelataran Masjidil Haram, termasuk sekitar Ka’bah, sudah dipadati jamaah haji sejak pekan pertama September 2014.
Pantauan Republika yang ikut menjalani Shalat Isya waktu arab saudi (WAS), Senin (29/9/2014), jamaah haji sudah menanti shalat di pelataran masjid sejak Shalat Maghrib.
Untuk menhindari membludaknya jamaah masuk ke Masjidil Haram, ratusan petugas keamanan atau disebut askar berjaga di tiap-tiap pintu masuk masjid. Setiap pintu dijaga sekitar 6 hingga 10 petugas.
Dari sekian jamaah haji baik yang hendak shalat wajib sekaligus thawaf sunnah atau umrah wajib, jamaah haji asal Indonesia merupakan salah satu yang terlihat dominan di Masjidil Haram.
Selain itu jamaah asal Turki, Pakistan, India dan Mesir. Mereka terlihat dari atribut yang dikenakan, kain ihram bertuliskan identitas dan bendera negara mereka. Salah satu bukti lain adalah terdapatnya terjemahan Bahasa Indonesia di billboard utama Masjidil Haram, selain Bahasa Arab, Urdu, Turki, dan Inggris.
Aktivitas jamaah menjelang Wukuf memang terpusat di Masjidil Haram. Dengan volume kedatangan jamaah yang padat dan silih berganti, Masjid yang di dalamnya terdapat kiblat shalat kaum Muslimin tersebut tak pernah sepi mulai pagi sampai pagi lagi.
Kepadatan paling terasa di waktu shalat. Sekitar 30 menit sebelum shalat, jamaah di shaf-shaf di bagian dalam masjid sudah terbujur rapi dan rapat. Jamaah yang datang belakangan sangat sulit mendapatkan tempat, termasuk Republika. Kecuali jeli melihat celah di barisan.
Pada malam hari, kepadatan jamaah sampai di pelataran masjid. Baik pelataran di sekitar Zamzam Tower, pelataran di luar tempat sa’i hingga pintu masuk menuju area pelataran Masjidil Haram dari Mahbas Jin (terminal Transit).
Terminal tujuan Masjidil Haram melalui terminal Bab Ali ini berguna pada saat peak season. Ratusan askar juga sudah berjaga dan memonitor arus keluar masuk jamaah haji ke Masjidil Haram sejak dari Mahbas Jin. Meski penjagaan tidak terlalu ketat.
Untuk menghindari kepadatangan jamaah dari Aziziyah yang hendak ke Masjidil Haram melalui terowongan sepanjang 1.500 meter menuju Bab Ali, petugas askar melarang kendaraan masuk terowongan. Jamaah diharuskan berjalan kaki sekitar 30-40 menit.(rol/fen)