Laporan BNPB Situasi dan Penanganan Bencana, Waspada Bencana Hidrometeorologi

TRANSINDONESIA.co | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menghimpun informasi penanganan kejadian bencana yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia.

Cuaca ekstrim menyebabkan banjir yang melanda 11 kelurahan di Kecamatan Serang dan Kecamatan Walantaka, Kota Serang,  Banten, Jumat (7/2).

Hasil kaji cepat sementara tercatat sebanyak 643 KK dan 643 rumah terdampak yang berada di 11 kelurahan , yaitu Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Sumur Pecung, Kelurahan Cinanggung, Kelurahan Lontarbaru, Kelurahan Kaligandu, Kelurahan Lopang, Kelurahan Unyur, Kelurahan Panancangan, Kelurahan Terondol dan Kelurahan Cimuncang di Kecamatan Serang dan Kelurahan Tegal Sari di Kecamatan Walantaka dengan tinggi muka air 40-80 centimeter.

BPBD Kota Serang melakukan asesmen kepada warga terdampak dan berkoordinasi kepada pemerintah kelurahan dan desa setempat,  laporan terkini yang diterima saat ini air sudah surut dan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana.

Kejadian selanjutnya terjadi di Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah, angin kencang melanda delapan desa yang berada di  empat kecamatan, Jumat (7/2) pukul 15.15 WIB.

Desa terdampak yaitu Desa Mojokerto, Desa Mojodoyong, Desa Karangpelem, Desa Jenggrik dan Desa Bendungan di Kecamatan Kedawung, Desa Saradan di Kecamatan Karangmalang, Desa Sambirejo di Kecamatan Sambirejo dan Kelurahan Sepat di Kecamatan Masaran.

Hasil kaji cepat sementara tercatat 130 jiwa terdampak dan untuk kerugian materiil dilaporkan 41 rumah rusak ringan, satu rumah rusak sedang, satu fasilitas umum rusak berat, satu fasilitas kesehatan rusak ringan dan 37 pohon tumbang.

BPBD Kabupaten Sragen terus lakukan upaya pembersihan pohon tumbang dan  asesmen terhadap warga terdampak.

Masih di Provinsi Jawa Tengah, angin kencang juga melanda Kabupaten Boyolali. Hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang landa dua kecamatan di Kabupaten Boyolali, Sabtu (8/2) pukul 14.45 WIB dan sebabkan kerusakan rumah warga di beberapa lokasi.

Peristiwa angin kencang ini terjadi di Desa Sambi, Desa Jagoan dan Desa Tempursari di Kecamatan Sambi dan Desa Tawangsari yang berada di Kecamatan Teras.

Hasil kaji cepat sementara tercatat 19 KK terdampak dan untuk kerugian materiil dilaporkan 17 rumah rusak ringan, dua rumah rusak sedang dan satu fasilitas ibadah rusak ringan.

BPBD Kabupaten Boyolali beserta petugas gabungan melakukan asesmen kepada  warga setempat dan membantu penanganan rumah warga yang rusak di lokasi terdampak.

Selanjutnya, angin kencang terjadi Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, Sabtu (8/2) pukul 16.10 WIB.

Kejadian yang melanda tiga kecamatan yang berada di wilayah administratif Kabupaten Magetan ini menyebabkan kerusakan ringan pada 43 unit rumah, tiga unit fasilitas umum, satu unit pertokoan rusak sedang, tiga akses jalan dan satu unit tempat wisata terdampak.

Kecamatan yang terdampak angin kencang adalah Kecamatan Barat, Kecamatan Kartoharjo dan Kecamatan Maospati.

BPBD Kabupaten Magetan bersama petugas gabungan melakukan asesemen dan pembersihan material pohon tumbang sehingga akses jalan bisa kembali digunakan masyarakat.

Waspada Bencana Hidrometeorologi

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis peringatan dini cuaca tanggal 8 hingga 9 Februari 2025, adapun wilayah yang berpotensi mengalami hujan lebat adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Jambi.

Adapun wilayah yang berpotensi mengalami angin kencang antara lain Provinsi Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kep. Riau, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Papua Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.

BNPB mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah setempat untuk siap siaga dan waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi basah. Berbagai upaya dapat dilakukan sebagai upaya mitigasi dan pencegahan, seperti memantau kondisi tanggul, pembersihan saluran air atau daerah aliran sungai, penyiapan pompa air atau tempat penampungan air serta rencana kedaruratan untuk mempersiapkan lokasi evakuasi, logistik dan peralatan penanganan bencana.

Abdul Muhari, Ph.D. (Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB)

Share