Sekutu Demokrat Salahkan Biden atas Kekalahan Telak Harris

TRANSINDONESIA.co | Kekalahan telak Kamala Harris dalam pemilihan presiden 2024 dipandang oleh sekutu Demokrat sebagai tanggung jawab Joe Biden. Meskipun namanya tidak tercantum di surat suara, dilansir dari AP News, Jumat (8/11/2024).

Beberapa pihak menyatakan kekecewaan karena Biden menunda keputusannya untuk mundur hingga Juli. Menurut mereka, hal tersebut membuat Demokrat kehilangan kesempatan untuk mempertahankan Gedung Putih.

Andrew Yang dan beberapa penasihat kampanye Harris menyatakan Biden seharusnya mundur lebih awal, sehingga memberi peluang lebih besar bagi Demokrat. Sementara itu, Biden akan meninggalkan jabatan dengan beberapa pencapaian besar.

Beberapa pencapaian Biden yaitu penanganan pandemi COVID-19, dukungan untuk Ukraina, dan undang-undang infrastruktur senilai $1 triliun (Rp15.573 triliun). Biden sekarang harus menyerahkan kekuasaan kembali ke Donald Trump, yang mengatasi beberapa skandal besar termasuk dua kali pemakzulan.

Pidato Biden di Taman Mawar tidak menyinggung langsung kekalahan partainya tetapi menyoroti pencapaian pemerintahannya. Sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menyatakan kekalahan ini sebagian disebabkan oleh gelombang anti-petahana.

Gelombang tersebut melanda demokrasi di seluruh dunia setelah pandemi. Namun, sekitar 60 persen pemilih dalam pemilu 2024 tidak menyetujui kinerja Biden, dengan mayoritas mendukung Trump.

Banyak anggota Demokrat merasa kecewa karena Biden dan partai tidak menyadari lebih awal bahwa usianya bisa menjadi hambatan besar. Jajak pendapat menunjukkan bahwa sebagian besar rakyat Amerika khawatir tentang usia Biden untuk menjabat empat tahun lagi.

Biden mundur pada Juli setelah dorongan dari para pemimpin Demokrat termasuk Barack Obama dan Nancy Pelosi. Ia kemudian mendukung Harris sebagai kandidat.

Anggota DPR Seth Moulton dan Andrew Yang menyayangkan bahwa Demokrat tidak lebih cepat mendorong Biden untuk mundur. Strategi kampanye Harris juga dipengaruhi oleh ketidakpuasan beberapa pemilih muda dan Arab Amerika terkait konflik Israel-Palestina.

Senator Bernie Sanders mengkritik Demokrat karena kehilangan fokus pada masalah-masalah kelas pekerja. Sementara Ketua Komite Nasional Demokrat Jaime Harrison membela Biden sebagai presiden yang pro-pekerja.

Harris berhasil membangkitkan antusiasme yang lebih besar dari basis partai, tetapi kesulitan membedakan programnya dari pemerintahan Biden. Strategi yang terbatas membuat Harris sulit untuk menonjolkan dirinya sendiri.

Para ahli strategi mengakui bahwa ketidakpuasan terhadap inflasi dan sistem imigrasi AS mempengaruhi hasil pemilu. Meskipun mendapat dukungan, Harris dihadapkan pada kondisi sulit yang sebagian disebabkan oleh Biden. [ant/rri]

Share