Tak Ada Jaminan Ramadhan Listrik Nyala Terus

kantor pln gelap

TRANSINDONESIA.CO  – PT Perusahaan Listrik Negara Ranting Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tidak menjamin tidak ada pemadaman listrik selama bulan suci Ramadhan nanti.

“Untuk bulan puasa minimal frekuensi padamnya kita kurangi dulu karena kalau hilang belum mungkin. Kita berusaha meminimalisir. Tapi pantauan kami terakhir ini mulai turun karena di kawasan Mentaya Seberang itu kita garap terus-menerus,” kata Manager PT PLN Ranting Sampit Ginter Theo Limin di Sampit, Kamis (26/6/2014).

Penjelasan itu disampaikan Ginter saat bersama jajarannya menghadiri undangan rapat dengar pendapat lintas komisi DPRD Kotim yang dipimpin Ketua DPRD Kotim, Jhon Krisli.

DPRD sengaja mengundang PLN karena banyak keluhan masyarakat terkait dengan pemadaman listrik yang makin sering terjadi dan tidak beraturan.

Ginter menjelaskan, dalam kondisi sehat atau normal, daya yang dimiliki PLN Sampit mencapai 48,7 megawatt (MW). Rinciannya, daya di PLTD Baamang sebesar 6,3 MW, suplai dari sistem melalui gardu induk di jaringan Kalimantan Selatan dan Tengah sebesar 20 MW, pasokan dari salah satu perusahaan swasta 2,5 MW, kerjasama dengan PT Kaltimex 18,7 MW dan kerjasama biogas dengan PT MAS sebesar 1,2 MW.

Saat beban puncak, kebutuhan akan listrik di daerah ini berkisar antara 30 sampai 31 MW. Artinya, jika semua sistem normal dalam memasok daya maka masih ada cadangan daya 17 MW dan seharusnya pasokan listrik untuk daerah ini aman.

Listrik sering padam beberapa waktu terakhir ini, menurut Ginter, bukanlah pemadaman bergilir atau terencana karena daya masih tersedia. Namun kendala yang terjadi adalah pasokan dari sistem melalui PLTU Asam-asam dan lainnya sering ada gangguan sehingga terpaksa dilakukan pemadaman.

“Begitu terkendala maka kita kehilangan 20 MW sehingga kita hanya mengandalkan mesin-mesin di Sampit, termasuk milik swasta. Kalau keluar dari sistem, kita hanya mampu sekitar 28 MW sehingga kami ada kekurangan sekitar 2,2 MW sehingga inilah yang mau tidak mau terpaksa kami padamkan. Parahnya lagi, gangguan ini tidak terjadwal,” kata Ginter.

Pihaknya tidak bisa mengumumkan pemadaman ini karena gangguan tersebut bisa terjadi kapan saja dan tidak bisa diprediksi. Ketika pasokan normal pun, pemulihannya dilakukan bertahap, bahkan ada yang sampai dua jam karena jika daya dipaksakan masuk sekaligus maka bisa kembali padam total.

“Gangguan yang paling dominasi akibat pohon 70-80 persen, misalkan tumbang atau menyentuh jaringan. Ini PR (pekerjaan rumah) yang kami kejar. Kawasan rawan gangguan pohon ini yaitu di Mentaya Seberang dan Jalan Jenderal Sudirman. Saat ini teman-teman dari pekerjaan pelayanan teknik yang kita kontrak, terus bekerja dan mereka tidak libur,”  ujar Ginter.

Dadang H Syamsu, anggota DPRD Kotim meminta PLN mencari solusi dan berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari terjadinya pemadaman listrik karena sangat mengganggu aktivitas masyarakat.

“Komunikasi seperti ini yang kami inginkan supaya kami juga bisa membantu menjelaskan kepada masyarakat. Kami juga ingin mendengar kebutuhan PLN untuk pengembangan kelistrikan, siapa tahu pemerintah daerah bisa membantu,”ucap Dadang.(ant/tan)

Share