Palestina Bersiap Hadapi Pemilu Pertama dalam 15 Tahun
TRANSINDONESIA.CO – Palestina, Sabtu (20/3), membuka kantor pendaftaran untuk menerima partai politik dan kandidat independen yang akan ambil bagian, sebagai langkah persiapan untuk menggelar pemilihan parlemen pertama mereka dalam 15 tahun.
Pemilu tanggal 22 Mei di Tepi Barat dan Gaza adalah bagian dari rekonsiliasi antara faksi Fatah Presiden Mahmoud Abbas dan kelompok Islam Hamas. Hal tersebut dipandang penting untuk membangun dukungan yang lebih luas untuk setiap pembicaraan kenegaraan di masa depan dengan Israel, yang dibekukan sejak 2014
Reuters, Sabtu (20/3), melaporkan pemungutan suara parlemen terakhir kali diadakan pada tahun 2006. Saat itu Hamas muncul sebagai pemenang yang mengejutkan. Perebutan kekuasaan terjadi, dan pada 2007, setelah pertempuran berminggu-minggu yang menewaskan puluhan orang, kelompok Islamis itu menguasai Gaza dari pasukan yang setia kepada Abbas. Otoritas Abbas memiliki kendali terbatas atas Tepi Barat yang diduduki Israel.
Sekitar 93 persen dari 2,8 juta pemilih yang memenuhi syarat di Tepi Barat dan Gaza telah mendaftar untuk ikut serta dalam pemungutan suara. Jumlah penduduk di wilayah Palestina adalah 5,2 juta.
Pejabat Palestina mengatakan Israel belum menanggapi permintaan Palestina untuk mengizinkan pemungutan suara berlangsung di Yerusalem Timur.
Israel merebut bagian timur Yerusalem dalam perang 1967 dan kemudian mencaploknya. Namun tindakan yang belum mendapat pengakuan internasional sehingga memungkinkan diadakannya pemungutan suara di sana pada tahun 2006.
Tidak seperti pemilu 1996 dan 2006, warga Palestina tidak akan memberikan suara untuk kandidat perorangan, melainkan untuk partai atau daftar yang berisi antara 16 dan 132 kandidat.
Farid Taamallah, juru bicara Komisi Pemilihan Umum Pusat Palestina, mengatakan pada hari Sabtu (20/3), bahwa para pejabat sejauh ini telah mendaftarkan dua daftar pemilihan. Pendaftaran berakhir pada akhir bulan ini. [ah]
Sumber : Voaindonesia