Aktivis Iklim Inggris Kembali Berdemo di Bawah Pengawasan Polisi
TRANSINDONESIA.CO – Setelah jeda pandemi, Selasa (1/9), lebih dari seribu aktivis iklim Extinction Rebellion yang mengenakan masker kembali berunjuk rasa di jalan-jalan di Kota London. Mereka menyerukan tindakan yang lebih cepat untuk menghentikan pemanasan global sementara pasukan polisi dalam jumlah besar mengawasi unjuk rasa.
Dengan kembalinya parlemen Inggris dari istirahat musim panas minggu ini, pengunjuk rasa memblokir alun-alun di depan gedung dan meminta para legislator untuk membahas usulan rancangan undang-undang (RUU) darurat iklim dan ekologi.
RUU itu bertujuan memperluas janji Inggris untuk mencapai bersih emisi pada 2050 agar mencakup sektor-sektor yang sejauh ini dikecualikan seperti pengiriman internasional dan perjalanan udara, dan agar tindakan ke arah pencapaian sasaran lebih cepat ditentukan oleh majelis warga.
“Yang terpenting adalah membuat pemerintah mengakui bahwa mereka terlalu lambat. Saat ini mereka tidak bertanggung jawab,” kata Reece Evans, 24, seorang aktivis Extinction Rebellion dan aktor yang memegang plakat bertuliskan, “Back the Bill.”
Holly Cullen-Davies mengatakan ingin parlemen “membawa perubahan iklim ke puncak agenda”, sementara dua anaknya yang masih kecil menggambar dengan kapur berwarna di trotoar.
Cullen-Davies mengatakan telah bergabung dengan gerakan akar rumput itu pada bulan Maret, ketika penutupan wilayah terkait virus corona dimulai dan emisi pemanasan planet untuk sementara menurun drastis dengan tertahannya ekonomi di seluruh dunia, yang menunjukkan betapa cepatnya perubahan bisa terjadi.
“Saya pikir jika dunia bisa menghentikan aktivitas untuk COVID, dunia bisa menghentikan kegiatan untuk perubahan iklim,” ujarnya.
Banyak aktivis menganggap berunjuk rasa kembali di jalan-jalan, meskipun pandemi masih berlangsung, bisa dibenarkan. Menurut mereka, perkembangan pesat risiko perubahan iklim dan gerakan itu sudah melakukan tindakan pencegahan yang cukup untuk mencegah penyebaran virus.
Penyelenggara unjuk rasa mengatakan hampir semua aktivis di Parliament Square di London, Selasa (1/9), mengenakan masker. Sementara itu, demonstrasi serentak di Cardiff dan Manchester direncanakan untuk memungkinkan pengunjuk rasa ikut serta karena lebih dekat dengan rumah mereka. [my/pp]
Sumber :Voaindonesia