Kini Rumah di Pulau Sabira Bisa Menikmati Listrik 24 Jam dan Air Payau Siap Minum

TRANSINDONESIA.CO – Hari ini, Selasa 16 April 2019, kunjungan kerja di Pulau Sabira untuk menginspeksi pelaksanaan program-program kita. Pulau ini sebenarnya secara lokasi lebih dekat ke daratan Sumatera, daripada ke pelabuhan di daratan Jakarta.

Pulau ini mulai berpenduduk sejak 1975. Kini berpenduduk sekitar 500-an orang, terdiri dari 170 kepala keluarga.

Siang ini di Pulau Sabira kami bersyukur. Alhamdulillah, satu per satu janji kami ditunaikan.

Selama ini diperlukan waktu 8 jam untuk sampai di Pulau Sabira. Sejak Februari 2019 kapal baru Pemprov DKI Jakarta beroperasi. Kini hanya perlu 2 jam untuk sampai di Pulau Sabira.

Selama ini listrik hanya mengalir 14 jam sehari. Alhamdulilah, sejak 1 Januari 2019, setiap rumah menikmati listrik 24 jam. Kegiatan produktif kini bisa dilakukan di siang hari.

Pengolahan Air minum dari air payau (Brackish Water Reverse Osmosis) kini beroperasi penuh, sehingga seluruh penduduk kini punya akses air siap minum. Bukan hanya air bersih. Saya tadi minum segelas air hasil pengolahan BWRO. Mereka kini bisa minum air langsung.

Rumah dan kampung mereka bisa saja jauh dari Monas, harus melewati lautan. Tapi mereka juga warga ibu kota, warga Indonesia dan saudara sebangsa. Mereka berhak untuk bahagia sebagaimana rakyat di pusat-pusat kota.

Dari merekalah rumah tangga dan rumah makan di Jakarta bisa menyajikan ikan-ikan segar.

Rasa syukur tanpa batas menyaksikan mereka berbahagia atas kemajuan-kemajuan ini. Sebelum pisah, kami sempat bicara dengan warga dan para orang tua. Kami pesankan bahwa anak-anaknya harus terdidik dengan baik. Mereka mengangguk dan setuju. Lalu saya pesan, “Ibu dan Bapak semua, harap izinkan anak-anak bermimpi. Lokasi lahir boleh dimana saja, tapi lokasi mimpi harus di langit”.[Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan]

Share