Gubernur Sumut : Pemerintah Akan Bantu Harga Buku Bisa Murah 

Banyak rakyat yang senang membaca tapi tidak sanggup untuk mendapatkan alat baca ini. Jadi kita akan urus ini dan mempelajarinya agar dapat menurunkan harga jual buku

Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi saat berfoto bersama pengunjung usai membuka acara Pameran Buku, budaya dan teknologi yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut dan IKAPI di Kantor Dinas Perpustakaan dan Arsip Sumut Jl. Brigjend Katamso, Medan, Sabtu (22/9/2018).[DON]
TRANSINDONESIA.CO | MEDAN  – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi menegaskan akan melakukan intervensi terhadap harga buku sehingga semua masyarakat dapat memiliki buku yang diinginkannya untuk dibaca.

“Banyak rakyat yang senang membaca tapi tidak sanggup untuk mendapatkan alat baca ini. Jadi kita akan urus ini dan mempelajarinya agar dapat menurunkan harga jual buku. Tapi kalau harga jual yang diturunkan tidak bisa karena harga cetak dan lainnya, maka di sini lah pentingnya kehadiran pemerintah membantu dengan tidak merugikan penerbit,” ujarnya kepada wartawan usai pembukaan Pameran Buku dan Budaya yang digelar Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sumatera Utara  (Provsu) bersama Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Pusat dan Sumut, Sabtu (22/9/2018).

Menurut Edy, harus ada solusi terbaik dari persoalan harga buku ini. “Kalau harga buku tidak bisa turun, bila perlu disubsidi, kita cari win win solution apa yang bisa kami lakukan nanti,” katanya.

Edy berharap anak-anak di Sumut tidak lagi mengalamai seperti dirinya dahulu, yang sulit mendapatkan buku bacaan murah. “ Saya tak mau anak-anak saya macam saya, saya mau anak-anak di Sumatera Utara bebas membaca, kapan saja,” harapnya.

Perpustakaan adalah salah satu tempat dimana masyarakat bisa membaca banyak buku. Karena itu, menurut Edy, harus dibuat nyaman untuk semua orang. “Bila perlu perpustakaan ada tamannya, sambil baca, tidak mungkin orang membaca dengan kondisi tidak karuan,” katanya.

Edy juga mengapresiasi acara Pameran Buku, Budaya dan Teknologi yang digelar Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut bersama IKAPI tersebut. Bahkan menurutnya tidak harus setahun sekali, kalau bisa digelar sesering mungkin agar menarik orang  untuk membaca. “Bila perlu 3 bulan sekali, sebulan sekali, kenapa tidak,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rozalina mengatakan Sumut telah 9 tahun tidak mengadakan pameran buku. “Tahun ini adalah kesempatan baru, untuk memberikan semangat baru agar gemar membaca dan menggelar pameran buku setiap tahun,” katanya.

Pameran buku, kata Rosidayati, bertujuan meningkatkan minat baca dan sebagai ajang penjualan dan promosi buku terbaru. “Tentu ada buku yang diberi diskon hingga 70%, yang akan menarik minat masyarakat,” katanya.

Masyarakat yang gemar membaca akan membuat negara maju. Karena itu, menurut Rosidayati, pemerintah perlu memfasilitasi pameran buku. “Kami (penerbit) hanya bisa menunjang, tanpa bantuan pemerintah untuk mengerahkan atau mengajak masayarakat datang ke pameran buku akan percuma,” pungkasnya.]DON]

Share