Kepala BNPB Tinjau Pembangunan Jembatan Bailey Bogor dan Bekasi

TRANSINDONESIA.co | Banjir yang sempat merendam sejumlah wilayah di Jabodetabek sejak awal Maret 2025 tidak hanya berdampak pada rumah masyarakat, namun juga berimbas rusaknya infrastruktur. Jalan dan jembatan penghubung antar desa di beberapa titik turut roboh akibat hantaman arus sungai yang deras disertai dengan berbagai material yang turut mengiringi air yang mengalir.

Salah satunya jembatan yang menghubungkan Desa Leuwimalang dan Desa Jogjogan Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jembatan ini merupakan salah satu yang rusak ketika banjir bandang menerjang wilayah ini pada Senin (3/3/2025) lalu.

Setelah banjir berlalu dan mulai surut, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan TNI/Polri berbagi tugas untuk melakukan langkah penanganan secara cepat. Akhirnya diputuskan bahwa di wilayah ini akan dipasangkan jembatan sementara yaitu jembatan jenis Bailey, untuk mempercepat berfungsinya kembali jembatan ini agar dapat dipergunakan oleh warga untuk beraktivitas.

Jembatan Bailey dipilih karena merupakan jembatan yang dapat dengan cepat dan mudah dibuat dalam kondisi darurat seperti keadaan bencana banjir. Jembatan yang dibuat dengan panel logam atau rangka baja yang mudah dipasang dan dipindahkan, tanpa perlu bahan permanen seperti beton dan batu bata.

“Siang ini baru saja melihat progres jembatan yang putus gara-gara banjir tanggal 3 Maret 2025 yang lalu,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meninjau perkembangan pembuatan Jembatan Bailey, Rabu (12/3/2025).

Di tempat ini dirinya pun melihat jembatan yang sudah mulai terbangun dan menghubungkan dua desa terdampak, dirinya mengemukakan merujuk data di Kabupaten Bogor ada 7 jembatan yang alami kerusakan pascabanjir.

“Kabupaten Bogor ada tujuh jembatan yang harus segera diperbaiki, kami bagi-bagi tugas dengan Bupati Bogor akibat banjir tanggal 3 Maret, pemerintah pusat melalui BNPB (memperbaiki) dua jembatan,” ujar Suharyanto.

“Alhamdulillah tujuh hari berturut-turut sudah ada progresnya, kami bekerjasama dengan Korem 061/Suryakencana satuan Zipur III untuk memasang jembatan sementara yaitu Jembatan Bailey. Namun jika kita lihat secara fisik, jembatan ini sifatnya tidak satu minggu tapi bisa dimanfaatkan cukup lama, karena cukup bagus dan cukup kuat bisa mendukung pergerakan masyarakat,” lanjutnya.

Selanjutnya Kepala BNPB beserta rombongan bergerak menuju Desa Tugu Utara yang juga berada di Kecamatan Cisarua. Satu jembatan alami kerusakan menyeluruh, sehingga diperlukan perbaikan dan pembuatan Jembatan Bailey.

Kepala BNPB melihat tim gabungan masih terus berupaya menutup beberapa titik di sekitar aliran sungai dengan menggunakan bronjong kawat yang diisi batu-batuan.

Sembari melihat progres pengerjaan tersebut, Kepala BNPB berdiskusi dengan Bupati Bogor, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor dan Danrem 061/Suryakencana membahas langkah-langkah penanganan lebih lanjut.

Hadir pada kesempatan ini Deputi Bidang Sistem dan Strategi Raditya Jati, Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jarwansah, Direktur Dukungan Sumber Daya Darurat dan Bupati Bogor bersama perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jawa Barat serta Kabupaten Bogor, serta Danrem 061/Suryakencana.

Penanganan Jembatan Bekasi

Setelah meninjau wilayah Kecamatan Cisarua, sore harinya, Kepala BNPB meninjau Kelurahan Bojong Menteng, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat untuk memastikan progres pembuatan Jembatan Bailey juga berjalan dengan baik.

Berbeda dengan kondisi jembatan yang ada di Kecamatan Cisarua yang rusak total, di lokasi ini hanya sebagian sisi jembatan yang alami kerusakan pascaditerjang aliran deras Sungai Bekasi beberapa waktu lalu, pengerjaan Jembatan Bailey pun dikebut agar jembatan dapat dilalui sesegera mungkin.

Selain memperbaiki jembatan, Kepala BNPB berpesan kepada pihak terkait untuk juga segera mengambil sampah-sampah yang masih berada di sekitar jembatan.

“Sampah-sampah segera diangkut dan jembatan diaspal kembali,” pungkasnya. [arh]

Share