Sepuluh Pesan Puasa Menghadirkan Pencerahan

TRANSINDONESIA.co | Muhammadiyah melalui Maklumat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Nomor 1/MLM//I.0/E/2025 menetapkan awal bulan Ramadan 1446 Hijriah  jatuh pada hari Sabtu 1 Maret 2025.

Menjelang ibadah Puasa Ramadan yang hanya dalam hitungan hari ke depan, Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto mengajak kepada seluruh umat muslim supaya puasa yang dijalankan menghadirkan pencerahan.

“Bagi segenap kaum muslim, mari jadikan puasa dan ibadah Ramadan lainnya sebagai jalan baru kerohanian untuk melahirkan pencerahan hidup, baik pencerahan dalam beragama maupun menjalani kehidupan keseluruhan,” kata Agung di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (12/2/2025).

Selain itu, pesan penting pertama yang disampaikan PP Muhammadiyah adalah supaya muslim menampilkan keteladanan diri dalam perilaku dan pengamalan keagamaan yang mendamaikan, menyatukan, mencerdaskan, memajukan, dan menebar kebajikan.

Pesan selanjutnya, atau yang kedua adalah Puasa Ramadan dapat menghadirkan pencerahan rohani yang multiaspek, sehingga setiap muslim bisa menebar kemaslahatan baik bagi diri maupun lingkungannya.

“Berpuasa  yang mencerahkan diwujudkan dalam sikap hidup amanah, adil, ihsan, dan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia tanpa diskriminasi,” sambung Agung.

Pesan ketiga, supaya puasa dan ibadah lain di Bulan Ramadan dijadikan wahana membentuk diri seorang muslim sebagai insan yang akhlak dan tindakannya tercerahkan, sehingga menghasilkan muslim yang tidak pola hidupnya tidak boros.

Buah lain dari muslim yang tercerahkan menurut Muhammadiyah adalah terbangunnya hubungan di media sosial yang senantiasa menebar kebaikan dan keluhuran nilai.

Pesan keempat adalah berpuasa yang mencerahkan dapat menghadirkan spiritualitas keberagamaan yang berjiwa Al Ma’un, yang mengasah kepedulian sosial dan panggilan memberikan jawaban atas permasalahan kemanusiaan.

Trans Global

Pesan kelima, melalui ibadah puasa untuk membangun karakter manusia Indonesia yang religius dan berkeadaban luhur. Indonesia diharapkan menjadi bangsa yang mengembangkan nilai spiritualitas, soliditas, disiplin, maju, dan unggul.

Pesan keenam, muslim dapat memetik hikmah beragama dan berperi kehidupan yang serba utama dari khusyuknya puasa dan ibadah lainnya selama bulan Ramadan – tidak memperuncing perbedaan dan memperkaya toleransi yang tulus.

“Perbedaan dalam praktik ibadah hendaknya makin memperkaya toleransi yang tulus dengan mengedepankan ukhuwah seluruh umat, yang terbebas dari ananiyah hizbiyah atau keakuan kelompok yang mengoyak rumah kemajemukan milik bersama,” katanya.

Pesan ketujuh, Ramadan momentum meneguhkan keluarga sakinah guna meningkatkan ikatan kuat kekeluargaan, edukasi bagi anak-anak kala libur sekolah, menjalin hubungan bermasyarakat, dan menjadikan rumah sebagai tempat kedamaian dan wadah menyelesaikan masalah.

Pesan kedelapan, hendaknya puasa melahirkan sikap efisien, hemat, dan menjauhi pemborosan. Bagi pejabat publik Puasa Ramadan sebagai kesempatan untuk memiliki kerohanian luhur yang menjunjung tinggi amanat rakyat.

“Pergunakan kekuasaan untuk kepentingan hajat hidup publik. Tunaikan tugas sebagai pengkhidmatan terbaik untuk mencerdaskan, menyejahterakan, dan memajukan kehidupan bangsa,” tutur Agung.

Pesan kesembilan ditujukan khususnya kepada tokoh nasional maupun daerah, hendaknya mereka menjadikan Ramadan sebagai bulan introspeksi ketika menjalankan amanat dan kebijakan yang memberi kemaslahatan sebesar-besarnya bagi kepentingan bangsa dan negara.

Serta pesan terakhir, atau yang kesepuluh adalah pemimpin negeri dan tokoh umat diharapkan mengembangkan mozaik ilmu dan hikmah yang tinggi sehingga memiliki sikap adil, ihsan, bermoral, cendekia dan memberi teladan baik. [nag]

Share