Kepercayaan Publik

TRANSINDONESIA.co | “Kelangan bondo iku ora kelangan opo opo. Kelangan nyowo agi kelangan separo. Kelangan kepercayaan kelangan sak kabehane”

Pepatah Jawa menunjukan bahwa kehilangan kepercayaan kehilangan segalanya.

Hal ini apakah berlaku bagi polisi dalam pemolisiannya? Tentu saja. Apa yang dikerjakan polisi dslam pemolisiannya adalah untuk membangun kepercayaan publik dan mempertanggung jawabkannya.

Membangun kepercayaan publik, menghindari sesuatu yang menyebabkan ketidak percayaan publik antara lain :
1.Memeras
2.Mempersulit
3.Memutar balik fakta
4.Berbohong
5.Munafik atau tidak tulus hati dalam pelayanannya, mencari celah kesempatan dalam kesempitan
6.Melakukan diskriminasi
7.Bersekongkol dengan penjahat atau pelaku pelanggaran atau pelaku ilegal
8.Melakukan Kejahatan atau tindak pidana yang disengaja
9.Melakukan Pembiaran
10.Perilaku organisasinya menjadi pasar yang penuh dengan tawar menawar
11.Pelayanan publik yang tidak profesional
12.Sikap para petugas yang arogan, apatis, melecehkan, tebang pilih
13.Membenarkan yang sslah, Menyalahkan yang benar
14.Orientasinya mencari keuntungan pribadi maupun kelompok
15.Tidak transparan
16.Sarat kepentingan yang di luar keutamaannya
17.Bekerja pokoknya tugas dan bukan tugas pokoknya
18.Birokrasi tidak rasional, pendekatannya personal bukan impersonal
19.Sarat KKN
20.Pola pola pemolisiannya konvensional manual tidak mampu mengikuti perubahan atau perkembangan yang kekinian
Dsb

Reformasi Birokrasi secara Kultural merubah perilaku organisasi menjadi rasional pendekatan pada impersonal atau yang berbasis kompetensi.

Dukungan Political will yang kuat untuk menjalankan pemolisian yang futuristik : profesional, cerdas, bermoral dan modern.

Pemimpin dan Kepemimpinan yang Transformatif di semua lini, untuk mampu : Belajar dari Kesalahan, Siap di masa kini dan mampu menyiapkan masa depan yang lebih baik.

Perbaikan dan Peningkatan kualitas dalam membangun Strategi Arsitektur dalam :

Sistem Rekrutmen yang berbasis pada standar manajerial maupun operasional sehingga mendapatkan hasil yang berkualitas untuk dididik dan dilatih menjadi petugas polisi yang Mahir Terpuji Patuh Hukum dan Unggul.

Sistem Pendidikan dan pelatihan yang berbasis Moral dan Literasi dalam Mentransformasi Mengkaji dan Mwngwmbangkan Ilmu Kepolisian.

Sistem Pembinaan SDM yang Profesional Cerdas Bermoral dan Modern.

Sistem operasional yang bersiap Rutin Khusus maupun Kontijensi mampu mengimplementasikan Smart Policing dalam memberikan pelayanan publik : Keamanan Keselamatan Hukum Administrasi Informasi dan Kemanusiaan yang bersatandar Prima (cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses)

Sistem perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang merefleksikan penjabaran Smart Policing yang Profesional Cerdas Bermoral dan Modern

Kemampuan pemolisiannya mereformasi birokrasi secara kultural sehingga pemolisiannya proaktif dan problem solving.

Perilaku organisasinya menunjukan:
Keberanian membersihkan crime in organisation.
Konsep di atas secara satir dan surealis imajinatif dapat digunakan sebagai refleksi atau cermin diri untuk berbenah atau setidaknya untuk menyadarkan kembali ke jalan kewarasan yang dapat digambarkan adanya :
1.” Pasar Birokrasi ” yang sarat preman dan pedagang yang bertransaksi: wani piro.
2.”Gaya hidup borju” membuat yang ideal dengan yang aktual berbeda bahkan bertentangan.
3.” Pemerasan”
4.” Penyuapan”
5.” Lips service”
6.” Mencla mlence, osuk dele, sore tempe, malem tahu dsb
7.”Singa dipimpin kambing mengembik, sebaliknya kambing dipimpin singa akan memgaum”.
8.” Pawang dituntun yang dipawanginya”
9.” Tantangan vs tentengan”
10.” Putri duyung yang mendamba ekornya menjadi kaki manusia”
11.” Gembala berpesta menyate domba dinikmati bersama serigala”
12.” Prewangan”
13.” Siapa Sponsormu?”
14.” Tak lagi beda anjing sama kambing”
15.” Logika Koprol”.
16.” Legowo, wis ngeleg isih nggowo”.
17.” Seremonialan”
18.” Mahal, jelek, lama, tidak berfungsi”
19.” Membuat jebakan tikus malah menjadi sarang tikus ”
20.” Layu sebelum berkembang”
21.” Gergaji : come to you come to me”
22.” Berani karena benar, takut karena salah”
23.” Tugas pokok menjadi pokoknya tugas”
24.” Topeng topeng bopeng”
25.” Ngenthit”
26.” Mafia birokrasi”
27.” Celometan bedhil sisan”
28.” Plesetan”
29.” Pokok e yang Pekok e ”
30.” Bener yen ora umum iku salah, salah yen wis umum iku dadi bener”
31.” Pembenaran vs Kebenaran”
32.” Sopo salah seleh”
33.” ayo ngguyu ”
34.” Geger genjik udan kirik”
35.” Koplak jaya”
36.” Karnaval Birokrasi”
37.” Pesugihan”
38.” Ela elo sawo di pangan uler”
39.” Crime in organization ”
40.” Di sini senang di sana di sayang”
41.” Ada uang di sayang, tak ada uang siap ditendang”
42.” Maling main mata dengan Dewi Keadilan”
43.” Tebang pilih apa tebang habis”
44.”Mencela,mengeluh, menuntut, menyalahkan dan menghakimi”
45.” Kebo kabotan sungu”
46.” Pemburu di kebon binatang dan pemancing di kolam birokrasi”
47.” Asu gede menang kerahe”
48.” Bener durung temtu pener”
49.” Birokrasi kroni”
50.” Bijaksana vs bijaksini”
51.” Ndas kloset”
52.” Anjing menggonggong dikencingi kafilah”
53.” Mbuh”
54.” Bisa apa saja kecuali tugas pokoknya”
55.” Buluh bekti glondong pangareng areng”
56.” Matilah dengan idealisme”
57.” Songong melampaui sombong”
58.” Asuki”
59.” Di bawah tak berakar, di tengah dimakan rayap, di atas tak berpucuk”
60.” Captive mind”
61.” Silent suicide”
62.” Birokrasi panjat pinang”
63.” Balung Kere”
64.” Pimpinan saya ambil alih”
65.” Jimat birokrasi”
66.” Ndoro cant do no wrong”
67.” Micek mbudeg”
68.” Kampret merindukan Batman”
69.” Penyamun di sarang perawan”
70.” Krendes : kere ndeso”
71.” Sluman slumun slamet, slamet sluman slumun”
72.” Kacang goreng : kakean cangkem golek rangking, Kacang garing: kakean cangkem gak entuk rangking”
73.” Wong pinter = dukun ”
74.” Asjep: asal njeplak”
75.” Dominan dan mendominasi”
76.” Ngapusi terpimpin”
77.” Cangkriman”
78.” Kirotoboso”
79.” Jula Juli kere munggah bale
80.” Kaum mapan dan nyaman”
81.” Lamis ala kue lapis”
82.” Dum duman ”
83.” Hemat boleh pelit jangan”
84.” Sedikit tak mengapa, yang penting rutin”
85.” Ngono wae nesu”
86.” Ngelmu apa ilmu”
87.” Tersesat dalam labirin birokrasi”
88.” Hanya satu yang tidak mungkin :makan kepalanya sendiri”
89.” Ngedan ben keduman”
90.” Bangga akan salah dan dosa”
91.Mengatasnamakan
92.” Nekat mengalahkan bakat”
93.” Ahli vs lihai”
94.” Bukan modal ludah”
95.” Tambal sulam”
96.” Berlayar tanpa navigasi”
97.” Juragan Bogor, biar bonyok asal kesohor”
98.” Para penjilat”
99.” Pejabat apa penjahat”
100.” Ganti untung”
101.” Makelar,”

Tema di atas tentu saja bisa berkembang dan divariasi dalam berbagai penjabaran, walau membuat hati panas, kuping memerah dan rasa pahit, ini bukan kebencian, bukan kesalahan dan bukan untuk menyalahkan, melainkan untuk belajar dari kesalahan. Tentu saja bukan untuk menang menangan, merasa paling benar apalagi menghakimi. Semua ini niatan baik untuk berkaca dan merefleksikan diri untuk selalu waras, eling lan waspodo. Walaupun jaman edan, maka sopo sing edan dan ngedan akan terkena kutukan karmanya, yang berjaya dan selamat, terhormat dan hidup menjadi berkat tetap bagi yang berani dimusuhi bajingan, karena selalu eling lan waspodo. Menjadi gembala domba yang tidak bersekongkol dengan serigala yang memiliki kemampuan untuk membangun trust dari publik.***CDL

Share