Lemdiklat Polri: Disrupsi atas Hal Baru dan Kebaruan
TRANSINDONESIA.co | Disrupsi begitu cepat, melampaui ekspektasi dan prediksi, hal baru dan kebaruan menjadi sesuatu kekuatan bertahan bahkan tumbuh dan berkembang. Demikian halnya dengan polisi dalam pemolisiannya.
Tatkala hanya statis dan begitu begitu saja tentu akan dianggap kuno, menyebalkan, membosankan dan akan ditinggalkan.
Kreatifitas dan inovasi dalam pemolisian mau tidak mau harus terus jalan sebagai terobosan terobosannya. Hidup di era digital dituntut untuk cepat, tepat, akurat, transparan, akuntabel, informatif dan mudah diakses. Kebaruan tentu memerlukan proses kreatif yang bisa memberdayakan apa saja dalam kehidupan sehari hari. Konseptualnya dapat menembus batas sekat ruang dan waktu bahkan lintas generasi. Dalam membangun loyalitasnya diperlukan media untuk orang lain memahaminya.
Di era digital model Electronic policing (E policing) menjadi model yang dapat diimplementasikan.
Point Point membangun pemikiran membangun E policing sebagai Model Pemolisian di Era Digital antara lain:
1.Sinergitas pemolisian internal maupun dengan para pemangku kepentingan lainnya dalam sistem virtual untuk memberikan pelayanan kepada publik yang terkait : Keamanan, Keselamatan, Hukum, Administrasi, Informasi dan
Kemanusiaan
2.Sistem sistem IT untuk mendukung pelayanan publik yang berstandar prima, dengan standar : Kecepatan, Ketepatan, Keakurasian, Transparansi, Akuntabilitas, Informatif, Mudah diakses
3.SIstem IT yang dibangun mampu untuk: Monitoring, Inputing data, Analisa data, Algoritma (dalam infografis info statistik dan info virtual yang merupakan prediksi antisipasi dan solusi), Quick response time
4.Para petugas memiliki kompetensi dan kesadaran memberikan pelayanan publik secara profesional, cerdas, bermoral dan modern
5.Mengatasi kejadian yang kategori latihan dengan skenario untuk mengatasi masalah keamanan, keselamatan, gangguan dalam kehidupan sosial, melalui sistem K3i
6.Mendukung E goverment ( SPBE) melalui e policing
7.Mendukung Model Smart City
8.Dapat dikaitkan dengan konteks Road Safety Policing maupun yang berbasis IT for road safety.
9.Mendukung program big data system dan One Stop Service
10.Wujud akuntabilitas kepada publik dalam membangun inisiatif anti korupsi, reformasi birokrasi dan creative break trough
Melakukan perubahan tentu saja dengan membranding mengemas dan memarketingkan semua saling terkait, model holistik atau sistemik harus dibangun. Manajemen media bagi sosialisasi menjadi keniscayaan dan keharusan.
Baru dan kebaruan memerlukan imajinasi dan cara berpikir yang di luar main stream, out of the box bahkan no box namun tetap berpegang pada keutamaan maupun vore valuenya. Semua itu dilakukan dengan konsisten dan komitmen yang tinggi.
Kemampuan berimajinasi merupakan kemampuan mengabstraksikan atas fenomena dengan cara berfikir helicopter view . Mampu melihat ke depan belakan atas bawah dan bisa kembali ke titik awal. Melepas belenggu captive mind nya.
Membuka cakrawala memang bukan perkara mudah, karena memerlukan keberanian, kemampuan mendobrak sesuatu yang mapan, bahkan beresiko tinggi. Tunas baru tidak akan muncul kalau tidak dipruning atau dipangkasi.***CDL