TRANSINDONESIA.co | Oleh: Komjen Pol Chrysnanda
“Bhabinkamtibmas” menjadi ikon Polmas ( community policing ). Kepolisian Jepang menerapkan model ” Koban dan Chuzaicho” dalam menerapkan community policing.
Community policing merupakan model pemolisian yang contemporer.
Secara filosofis ” Community Policing” dapat dikategorikan sbb :
1.Polisi keberadaanya diterima dan didukung oleh warga yang dilayani dan menjadi bagian dari kehidupan mereka
2.Polisi memahami kebutuhan akan keamanan dan rasa aman dari warga yang dilayaninya
3.Polisi menyadari bahwa keberadaannya adalah sejajar dengan warga yang dilayani. Sehingga terbangun kemitraan yang dibentuk melalui wadah yang berupa forum, asosiasi atau dewan. Yang anggotanya representasi dari warga komuniti tsb.
4.Dialog antara polisi dengan warga komuniti dapat saling memahami dan keberadaan polisi dipercaya untuk menjembatani, mencari akar masalah dan menemukan solusi yang dapat diterima semua pihak.
5.Polisi menjadi ikon kedekatan, kecepatan dan persahabatan
6.Keberadaan polisi dapan meminimalisir atau mengurangi ketakutan warga masyarakat akan adanya gangguan kriminalitas
7.Polisi lebih mengedepankan pencegahan
8.Keberhasilan polisi bukan sebatas pengungkapan kasus atau perkara namun juga adanya harmoni dan keteraturan sosial
9.Polisi mengimplementasikan pemolisiannya berbasis wilayah, berbasis fungsi dan berbasis dampak masalah
10.Polisi sebagai penolong melayani masyarakat dengan tulus dan bereaksi dengan cepat
Bhabinkamtimas merupakan petugas polisi yang terdepan dan terdekat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Wilayah tugas Bhabinkamtibmas memang tidak luas ini menunjukan tingkat kelurahan atau sebatas RW/ RT/ komuniti. Pada kawasan itulah diharapkan para Bhabinkamtibmas dapat berkomunikasi dari hati ke hati, saling mengenal satu sama lainnya.
Keberadaan Bhabinkamtibmas diharapkan dapat diterima oleh warga komuniti yang dilayaninya. Di samping itu juga diakui keberadaannya dan menjadi bagian dari warga komuniti tersebut.
Bhabinkamtibmas memiliki tugas berat sehingga kepercayaan warga masyarakat menjadi kekuatannya.
Polmas merupakan implementasi community policing dalam penyelenggaraan tugas Polri.
Prinsip mendasar Bhabinkamtibmas antara lain:
1.Membangun kemitraan antara polisi dengan masyarakat
2.Berupaya bekerja secara proaktif dan problem solving
3.Mengutamakan tindakan pencegahan
4.Keberadaannya mampu mengurangi rasa ketakutan warga masyarkat akan adanya gangguan kriminalitas maupun gangguan kamtibmas lainnya.
5.Mampu menjembatani dalam berbagai penanganan masalah kamtibmas
6.Mengedepankan patroli, sambang atau kunjungan ke warga masyarakat yang dilayaninya
7.Melakukan pemetaan wilayah, pemetaan masalah dan pemetaan potensi
8.Melakukan inputing data dan informasi yang berkaitan dengan kamtibmas
9.Melakukan dialog dengan warga secara langsung maupun dengan media.
10.Siap membantu masyarakat dalam menghadapi masalah ataupun masalah yamg bersifat emerjensi
Para petugas Bhabinkamtibmas melaksanakan tugasnya sebagai penolong, yang bekerja dengan tulus, bereaksi dengan cepat, berupaya dekat dan bersahabat terhadap warga yang dilayaninya. Ketulusan hati menjadi dasar moralitasnya.
Kedekatannya ditunjukan dari jarak komunikasi yang mudah sehingga cepat merespon laporan maupun aduan dari warga masyarakat.
Petugas Bhabinkamtibmas menjadi sahabat warga komuniti yang dilayaninya. Dialog menjadi keutamaan para petugas Bhabinkamtibmas dalam membangun dan memelihara keteraturan sosial.
Bhabinkamtibmas sebagai ikon Polmas setidaknya mencakup:
1.Kekuatan dan fungsinya dapat menjadi simbol keamanan dan rasa aman warga masyarakat yang dilayaninya
2.Menjadi terdepepan sebagai pilar, citra dan kepercayaan masyarakat dalam mewujudkan dan memelihara kamtibmas
3.Keberadaannya aman, menyenangkan dan bermanfaat bagi masyarakat
4.Menjadi simbol kedekatan, kecepatan dan persahabatan dengan warga masyarakat yang dilayaninya
5.Sistem Electronic Policing, menjadi Penguatan Kinerja Bhabinkamtibmas dalam memberikan pelayanan prima kepada warga masyarakat
6.Mengedepankan dialog, kemitraan secara proaktif dan pemecahan masalah
7.Membangun kemitraan, mencari akar Masalah Kamtibmas dan Menemukan Solusi yang diterima serta di dukung semua pihak.
8.Lini terdepan dalam membangun dan memelihara keamanan dan rasa aman warga yang dilayaninya
9.Pejuang Kemanusiaan bagi semakin manusiawinya manusia
10.Memegang teguh Keutamaannya pada Kemanusiaan, Keteraturan Sosial dan Peradaban.
Keamanan dan rasa aman merupakan kebutuhan bagi hidup dan kehidupan suatu masyarakat yang mampu tumbuh dan berkembang. Upaya mewujudkan dan memelihara keteraturan sosial ( keamanan dan ketertiban dalam masyarakat/ Kamtibmas ) melalui strategi Polmas / Community Policing. Dengan mengedepankan Bhabinkamtibmas sebagai petugas pelayanan masyarakat yang terdepan.
Dalam implementasi tugas Bhabinkamtibmas diperlukan adanya ” Strategi Penguatan Bhabinkamtibmas yang setidaknya mencakup:
1.Kebijakan (political will yang kuat) yang mendukung penuh bagi berhasilnya tugas Bhabinkamtibmas dalam mewujudkan dan memelihara kamtibmas di wilayah tugasnya.
2.Kepemimpinan Yang Transformatif, yaitu pemimpin yang peduli dengan kebijakannya mendukung para Bhabinkamtibmas mampu berfungsi sebagaimana yang semestinya
3.Tim Transformasi sebagai sistem back up secara :
a. Akademik
b. Manajerial
c. Operasional
d. Teknologi
e. Sarana Kontak dsb
4.Dukungan infrastruktur dan sistem sistem online yang berbasis elektronik, sehingga para Bhabinkamtibmas menjadi bagian dari sistem operasional pada tingkat KOD (kesatuan operasional dasar / polres)
5.Adanya Call and Comand Centre sebagai Operation Room Pusat K3i (Komunikasi, Koordinasi, Komando Pengendalian dan Informasi)
6.Model model implementasi Bhabinkamtibmas, sesuai Corak Masyarakat dan Kebudayaannya. Dan diajarkan serta dilatihkan kpd para Bhabinkamtibmas
7.Memiliku Program Program Unggulan, antara lain :
a. Festival/ Forum Bhabinkamtibmas
b. Art Policing (pemolisian dengan pendekatan seni budaya dan pariwisata)
c. Bhabinkamtibmas award dsb
8.Manajemen Media, yang mendukung sistem informasi dan komunikasi untuk menampung hasil kegiatan para Bhabin dan juga sebagai ajang Inovasi dan Kreatifitas.
9.Pilot Project, menjadi proyek percontohan yang dapat ditumbuhkembangkan secara lebih luas lagi.
10.Monitoring Evaluasi dan membuat pola pola Pengembangannya
Tugas Bhabinkamtibmas kompleks dan menjadi ajang pertaruhan citra Polri. Maka diperlukan adanya ” Sistem Peningkatan Kompetensi dan Penguatan Bhabinkamtibmas” yang setidaknya mencakup :
1.Menyiapkan :Master Trainer dan Trainer
2.Sistem Pendidikan dan Latihan secara reguler dan berkesinambungan
3.Sistem coaching secara Virtual agar dapat menjangkau lebih luas
4.Pemerintah, Akademisi, sektor bisnis, para tokoh dalam masyarakat dsb
5.Didukung Big Data System
6.Back Up dari Fungsi Utama, Fungsi Pendukung maupun yang fungsional.
7.SOP yang berisi :
a. Job description dan Job Analysis
b. Standarisasi Keberhasilan Pelaksanaan Tugas
c. Sistem Penilaian Kinerja
d. Sistem Reward and Punishment
e. Etika Kerja
8.Membranding Para Petugas Bhabinkamtibmas dalam Program Local Heroes
9.Mengembangkan Implementasi Bhabinkamtibmas dalam corak masyarakat dan kebudayaannya dengan mengkaitkan Kearifan Lokal
10.Memberikan sarana Kontak dalam Kegiatan Patroli dan Sambang Masyarakat
Keutamaan Bhabinkamtibmas pada kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban, sehingga Bhabinkamtibmas dapat dikatakan sebagai Ikon Polmas.
Bhabinkamtibmas sebagai petugas polisi yang terdepan dan terdekat dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat memerlukan adanya sistem penguat dan back up system. Walaupun wilayah tugas Bhabinkamtibmas tidak luas, namun menunjukan tingkat kompleksitas yang tinggi. Pada kawasan yang tidak terlalu luas itulah, diharapkan para Bhabinkamtibmas dapat berkomunikasi dari hati ke hati, saling mengenal satu sama lainnya.
Keberadaan Bhabinkamtibmas diharapkan dapat diterima oleh warga komuniti yang dilayaninya. Di samping itu juga diakui keberadaannya dan menjadi bagian dari warga komuniti tersebut. Para Bhabinkamtibmas memiliki tugas berat sehingga kepercayaan warga masyarakat menjadi kekuatannya.
Para petugas Bhabinkamtibmas melaksanakan tugasnya dengan jiwa penolong, yang cepat, dekat dan bersahabat. Bereaksi dengan tulus dan bertindak dengan cepat. Dekat menunjukan jarak yang hanya tiga digit antara polisi dengan masyarakat, misalnya call centre 110.
Petugas Bhabinkamtibmas menjadi sahabat warga komuniti yang dilayaninya. Dialog menjadi bagian dasar para petugas Bhabinkamtibmas.
Dalam membangun Bhabinkamtibmas sebagai ikon Polmas, Lemdiklat Polri berupaya mendukung melalui: “Bhabinkamtibmas Talk” yang dilakukan melalui dialog virtual maupun aktual dengan harapan para peserta didik diajarkan dan dilatih peka dan peduli kepada petugas Bhabinkamtibmas sehingga kekuatan dan fungsinya dapat menjadi simbol keamanan dan rasa aman warga masyarakat yang dilayaninya. Menjadi terdepan sebagai pilar, citra dan kepercayaan masyarakat dalam mewujudkan dan memelihara kamtibmas.
Keberadaannya aman, menyenangkan dan bermanfaat bagi masyarakat. Menjadi simbol kedekatan, kecepatan dan persahabatan dengan warga masyarakat yang dilayaninya mampu mengembangkan sistem Electronic Policing, sebagai back up system atau penguatan kinerja Bhabinkamtibmas dalam memberikan pelayanan prima kepada warga masyarakat.
Mampu berdialog untuk membangun dan memelihara kemitraan secara proaktif dan memecahkan masalah yang terjadi dalam kawasan kerjanya.
Mampu mencari akar masalah kamtibmas dan menemukan solusi yang diterima serta di dukung semua pihak. Bhabinkamtibmas mampu menjadi pionir di lini terdepan dalam membangun dan memelihara keamanan dan rasa aman warga yang dilayaninya. Mampu menunjukan sebagai pejuang kemanusiaan bagi semakin manusiawinya manusia.
Dengan dukungan moril dan spiritual dari para peserta didik Sespim, diharapkan para Bhabinkamtibmas mampu memegang teguh keutamaannya pada kemanusiaan, keteraturan sosial dan peradaban.
Bhabinkamtibmas Talk merupakan pembelajaran melalui dialog peradaban. Para peserta didik Lemdiklat Polri khususnya Sespim maupun STIK dan SIP sebagai calon pemimpin di masa depan diharapkan kelak senantiasa peka dan peduli terhadap Bhabinkamtibmas, mentransformasikan pengalamannya untuk berdiskusi, membimbing maupun mencerahkan. (CDL)