PBB: Rakhine Myanmar Terancam Kelaparan Akut

TRANSINDONESIA.co | Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingatkan negara bagian Rakhine di Myanmar, yang terperangkap dalam konflik, berisiko menghadapi kelaparan akut. Laporan dari Program Pembangunan PBB (UNDP) menyebutkan bahwa “badai sempurna” sedang berkembang di wilayah ini.

Situasi di Rakhine Barat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pembatasan barang dari Myanmar dan Bangladesh dan hiperinflasi. Selain itu juga pengurangan produksi pangan, serta kurangnya layanan dasar dan jaringan pengaman sosial, dilansir dari AP News, Ahad (10/11/2024).

UNDP menyatakan populasi yang sudah sangat rentan di wilayah tersebut mungkin akan mengalami kehancuran dalam beberapa bulan. Laporan PBB menyebutkan ekonomi Rakhine telah terhenti, sektor perdagangan, pertanian, dan konstruksi berada dalam kondisi hampir mati.

Blokade perdagangan domestik dan internasional memperburuk situasi, menyebabkan pendapatan penduduk menurun drastis. Impor semen berhenti, menyebabkan kenaikan harga yang melambung dan menghentikan industri konstruksi, yang merupakan salah satu pemberi kerja utama.

Sebuah laporan memperingatkan produksi pangan domestik di Rakhine hanya akan mencakup 20 persen dari kebutuhan pada Maret-April 2025. Faktor-faktor seperti kekurangan benih dan pupuk, kondisi cuaca buruk, serta pengungsi yang tidak dapat bertani, semakin memperburuk ketahanan pangan.

Selain itu, konflik yang semakin meningkat juga memperburuk situasi. Diperkirakan lebih dari 2 juta orang berisiko kelaparan, menurut PBB.

UNDP meminta tindakan segera untuk memungkinkan bantuan kemanusiaan dan barang-barang penting masuk ke Rakhine. Selain itu juga untuk memberikan akses yang aman bagi pekerja bantuan.

Tanpa tindakan cepat, UNDP memperingatkan bahwa 95 persen dari penduduk Rakhine akan terpaksa mengandalkan diri mereka sendiri untuk bertahan hidup. Sementara produksi domestik menurun, harga meroket, dan pengangguran semakin meluas.

Laporan PBB menyebutkan dengan penutupan jalur perdagangan dan pembatasan bantuan, Rakhine berisiko menjadi zona terisolasi yang sangat menderita. Tanpa bantuan yang memadai, bencana kelaparan bisa terjadi dalam waktu dekat di wilayah ini. [rri/ap]

Share