Lima Dampak Suhu Panas Terhadap Sektor Pariwisata
TRANSINDONESIA.co | Tahukah Anda, suhu panas pada September 2024 berhasil pecahkan rekor pada tahun 1981. Hal ini dipengaruhi oleh siklon tropis yang mendekati wilayah Indonesia.
Gelombang panas ekstrem yang melanda Indonesia menyebabkan adanya rasa ketidaknyamanan pada suhu tubuh. Tidak hanya itu, suhu panas ekstrem ini juga berimbas pada sektor pariwisata.
Lantas, dampak apa saja yang diterima oleh kawasan pariwisata akibat gelombang ekstrem ini? Simak penjelasannya dibawah ini.
1. Penurunan Wisatawan dan Pendapatan Pariwisata
Tahukah Anda? Peningkatan suhu sebesar 1°C dapat menyebabkan penurunan kedatangan wisatawan sebesar 6,45 persen. Melansir dari Science Direct, peningkatan suhu juga dapat menyebabkan penurunan pendapatan pariwisata sebesar 5,63 persen.
2. Kerusakan Infrastruktur Pariwisata
Tidak hanya menyebabkan penurun wisatawa dan pendapatan saja. Namun, suhu ekstrem dapat merusak infrastruktur pariwisata, sehingga akan memerlukan biaya lebih besar untuk memperbaiki infrastruktur wisata.
3. Kerusakan Pada Ekosistem Alam
Perubahan iklim juga berdampak pada ekosistem alam di sekitar destinasi pariwisata, termasuk terumbu karang, hutan, dan pegunungan. Pemanasan global menyebabkan pemutihan terumbu karang, penurunan keanekaragaman hayati, dan kerusakan ekosistem yang menjadi daya tarik wisata.
4. Dapat Mempengaruhi Musim Liburan
Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi musim liburan yang tradisional. Pola cuaca yang tidak stabil dapat mengganggu musim liburan tertentu, sehingga mempengaruhi perekonomian lokal yang bergantung pada pariwisata.
5. Suhu Ekstrem Berdampak Pada Mata Pencaharian Masyarakat
Setelah mempengaruhi perekonomian lokal, dampak suhu ekstrem akan berdampak pada mata pencaharian masyarakat setempat bergantung pada industri pariwisata. Jika destinasi pariwisata mengalami kerusakan atau tidak lagi menarik wisatawan, hal ini dapat menyebabkan pengangguran serta ketidakstabilan ekonomi.