Presiden Prabowo Putihkan Utang Petani, ASPRINDO: Putus Mata Rantai Ketergantungan Petani dan Nelayan pada Rentenir

TRANSINDONESIA.co | Asosiasi Pengusaha Pribumi Indonesia (ASPRINDO) menyambut baik rencana Presiden Prabowo Subianto menghapus utang petani dan nelayan di Indonesia.

“Kami menyambut baik, Program dari Presiden Prabowo yang akan memutihkan utang 6 juta Petani dan Nelayan Indonesia,” demikian disampaikan Ketua Bidang Pertanian dan Pertanahan DPP ASPRINDO, Ir. Abdullah Rasyid, ME, di Jakarta, Rabu (23/101/2025/4).

Menurutnya, program Presiden Prabowo ini akan sangat membantu Petani dan Nelayan.

“Kami akan juga berharap agar UMKM yang sebagian besar adalah Kaum Bumiputera segera mendapat giliran, terutama sektor informal yang selama ini menjadi penopang Ekonomi Indonesia,” ujarnya.

“Program seperti ini, tentu sangat diperlukan, seperti yang umum diketahui, Petani, Nelayan dan Pelaku UMKM kita sering terlibat dan terjebak Lintah Darat (Rentenir) dalam memulai usaha. Jadi pemutihan utang ini akan menjadi titik balik Bangkitnya Ekonomi Indonesia,” tegas Rasyid.

“Inilah saatnya Petani, Nelayan dan para Pengusaha Pribumi bangkit dan berjaya!” tambahnya.

Putihkan Utang Petani

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto akan memutihkan utang 6 juta petani dan nelayan Indonesia.

Ini diungkapkan Hashim Djojohadikusumo yang merupakan adik Prabowo. Ia mengklaim sang Kepala Negara bakal segera menerbitkan peraturan presiden (perpres) pemutihan utang tersebut pada pekan depan.

“Ini mungkin minggu depan Pak Prabowo akan teken suatu perpres pemutihan. Sedang disiapkan Pak Supratman (Supratman Andi Agtas) menteri hukum, semua sesuai undang-undang,” ucapnya dalam Dialog di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2024).

“Saya berharap minggu depan ya beliau (Prabowo) akan tanda tangan perpres pemutihan. (Ada) 5 juta-6 juta manusia dengan keluarganya akan dapat hidup baru, dan mereka dapat hak untuk pinjam lagi ke perbankan. Tidak akan ditutup SLIK-nya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” imbuh Hashim.

perpres pemutihan. (Ada) 5 juta-6 juta manusia dengan keluarganya akan dapat hidup baru, dan mereka dapat hak untuk pinjam lagi ke perbankan. Tidak akan ditutup SLIK-nya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” imbuh Hashim.

Hashim menyebut itu semua adalah utang masa lalu petani dan nelayan. Ada yang merupakan utang di era krisis moneter 1998, krisis ekonomi 2008, dan lain-lain.

Besaran utangnya juga diklaim tak besar. Hashim menyebut utang petani dan nelayan ke perbankan itu hanya di kisaran Rp10 juta hingga Rp20 juta.

“Ternyata semua utang ini sudah dihapusbukukan sudah lama dan sudah diganti oleh asuransi perbankan, tapi hak tagih dari bank belum dihapus. Sehingga 6 juta (petani dan nelayan) ini tidak bisa dapat kredit,” ungkap Hashim.

“Mereka (pinjam) ke mana? Ke rentenir dan pinjol. Saya baru tahu pinjol apa 6 bulan lalu. Saya memang konglomerat, gak perlu pinjol. Tapi ternyata kita konglomerat yang (punya) hati nurani. Kita (waktu) dengar kaget. Saya sampaikan ke Prabowo, ini harus diubah. Ini tahun lalu (2023 diketahui) dan Prabowo setuju (dihapus),” sambungnya.

Penghapusan utang ini juga sudah berdasarkan konsultasi Prabowo dengan tim ekonominya. Hashim menegaskan pemutihan tidak akan merusak ekosistem perbankan di Indonesia. [cnni/rls]

Share