Kasus Mayat di Kali Bekasi, Satu Keluarga Berencana Tuntut Kepolisian

TRANSINDONESIA.co | Salah satu orang tua dari tujuh jenazah yang ditemukan di Kali Bekasi, Maulana Taruna, mengatakan berencana menggugat kepolisian demi mencari keadilan bagi mendiang putranya, VST. Ia mengklaim mendapat fakta-fakta dugaan kekeliruan Polisi dalam membubarkan remaja yang dicurigai hendak tawuran pada Sabtu malam, 21 September 2024.

Maulana menyatakan memiliki bukti-bukti dan saksi-saksi yang mengetahui kejadian sebenarnya. Maulana menuding polisi banyak menutupi fakta dan melakukan kekeliruan pada saat membubarkan.

Berdasarkan keterangan dari saksi yang berada di TKP saat itu, kata Maulana, ada beberapa anak yang sempat meminta tolong, salah satunya VST. Namun, kata dia, polisi saat itu membiarkan. “Kenapa anak saya waktu minta tolong didiamkan? Saat tenggelam didiamkan, bukan ditolongin, malah disenterin, diliatin,” ucap Maulana pada Tempo, Sabtu, 28 September 2024.

Maulana menyebut ada beberapa anak yang sempat diselamatkan oleh petugas keamanan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi. “Kenapa masyarakat bisa menolong? Bisa menemukan. Coba kalau waktu tercebur, langsung ditolong oleh aparat, mungkin tidak akan ada korban” ujar Maulana.

Maulana mengatakan ia mendapat teror dan ancaman agar tidak bercerita dan mengungkap apapun yang diketahuinya ke media. Dalam ancaman itu disebutkan jika Maulana dan keluarga jenazah yang lain tidak akan selalu bersama dengan media.

“Pokoknya dibilang, bapak (maulana) ini katanya gak mungkin selalu sama media, bapak ini gak mungkin selalu bersama-sama, pasti ada sendirinya, ada lengahnya” bunyi ancaman berdasarkan cerita Maulana.

“Coba tolonglah jangan sampai selalu dipublikasikan lagi. Jangan mau di media, udah sampai sini saja, udah ikhlasin aja” ucap Maulana menggebu-gebu.

Teror ini dilakukan dalam bentuk telepon. Maulana cerita, setiap kali setelah selesai menelepon, nomor dan riwayat teleponnya hilang. “Ya telepon aja, dia (nomornya) langsung hilang. Saya pun gak ngerti” kata Maulana.

Bahkan, Maulana menyebut orang tua jenazah yang lain juga mengalami hal yang sama. Awalnya mereka berani cerita-cerita ke media, tapi setelah kejadian itu, semua bungkam dan tidak mau ditemui lagi.

“Besokannya, kata teman-teman media lain, mereka sudah membungkam. Gak mau, gak aktif. Tutup pintu dan gak mau ngomong” ucap Maulana.

Meski mendapat teror, Maulana menyatakan akan tetap maju dan menempuh jalur hukum untuk membuktikan kelalaian polisi ini. Saat ini, ia sedang mengumpulkan semua bukti dan saksi. “Secepatnya, minggu-minggu ini, akan kami proses” ucap Maulana.

Sebelumnya, sebanyak tujuh mayat remaja pria ditemukan di Kali Bekasi, Perumahan Pondok Gede Permai, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Ahad, 22 September 2024.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Karyoto mengatakan ketujuh jasad itu merupakan remaja yang terlibat tawuran pada Sabtu, 21 September 2024. “Mereka menceburkan diri ke sungai karena ketakutan adanya patroli yang lewat atau yang menegurnya. Menegurnya sejauh mana ini sedang kami dalami,” katanya di Bekasi, Ahad, 22 September 2024.

 

Sumber: tempo.co

Share