BNPB Gelar Simulasi Evakuasi Mandiri Bencana Gempa Tsunami Pangandaran
TRANSINDONESIA.co | “Jangan lengah, jangan lupa, tahun 2006 Pangandaran pernah dihantam oleh tsunami. Ini menjadi pelajaran yang mahal karena banyak korban jiwa, ada kerusakan, dan Pangandaran lumpuh.”
Pernyataan tersebut disampaikan Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Lilik Kurniawan, pada Apel Kesiapsiagaan Darurat Kekeringan dan Simulasi Potensi Megathrust di Kabupaten Pangandaran yang digelar di halaman Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata, Kabupaten Pangandaran pada Kamis 5 September 2024.
Kegiatan ini dilaksanakan di empat kabupaten antara lain Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kabupaten Pandeglang, dan Kabupaten Cilacap. Kegiatan yang dilaksanakan secara serentak ini bertujuan untuk membangun dan melatih kembali kesiapsiagaan masyarakat untuk menghadapi potensi gempa dan tsunami di sepanjang kawasan megathrust Sumatra dan Jawa.
Pada kesempatan apel kesiapsiagaan, Lilik mengatakan, masyarakat dan pemerintah daerah agar tidak berlebihan dalam menyikapi isu megathrust. Kesiapsiagaan adalah kunci menuju hidup harmoni berdampingan dengan potensi risiko bencana.
Kesiapsiagaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, namun juga merupakan tanggung jawab masyarakat yang dimulai dari kesadaran diri tinggal di wilayah rawan bencana.
“Kesiapsiagaan ini memastikan masyarakat tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana terjadi dan memastikan pemerintah daerah bisa memfasilitasi masyarakat untuk melakukan upaya supaya mereka selamat”, kata Lilik.
Apel kesiapsiagaan dilaksanakan tepat pada pukul 10.00 WIB diikuti oleh 400 personil gabungan terdiri dari unsur anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran, Dinas Pemadam Kebakaran, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, Pramuka, hingga masyarakat. Selain personil, pada apel kali ini disiagakan juga beberapa armada serta peralatan antara lain mobil komunikasi, mobil dapur umum, truk sampah, mobil tangki air, ambulance, hingga mobil pemadam kebakaran.
Simulasi Evakuasi Gempa dan Tsunami Pangandaran
Kesiapsiagaan menghadapi bencana bukanlah pembelajaran dan latihan sekali cukup, tetapi harus menjadi budaya dan pembelajaran seumur hidup. Simulasi evakuasi mandiri yang dilakukan secara berulang merupakan sebuah upaya membangun kesiapsiagaan menghadapi potensi risiko bencana.
Bersamaan dengan pelaksanaan apel kesiapsiagaan pada hari ini, turut dilaksanakan simulasi evakuasi mandiri dengan beberapa skenario simulasi evakuasi yang disiapkan salah satunya evakuasi mandiri gempa di zona megathrust dan tsunami bagi wisatawan dan warga yang sedang beraktivitas di tepi pantai.
Skenario ini disusun mengingat wilayah Pesisir Pantai Pangandaran merupakan wilayah rawan bencana namun menjadi destinasi wisata yang ramai dikunjungi wisatawan. Mulai awal tahun ini, Pemerintah Kabupaten Pangandaran kembali gencar melaksanakan sosialisasi dan mitigasi bencana yang menyasar kepada wisatawan.
Skenario simulasi kali ini menggambarkan terjadinya sebuah fenomena alam Gempa Bumi yang berpotensi Tsunami pada Hari Kamis, 5 September 2024, Pukul 10.00 WIB. Gempa bumi dengan skala Mag. 8,8 di Zona Megathrust pantai selatan Pulau Jawa dengan guncangan gempa dirasakan mencapai VI-VIII MMI dengan durasi lebih kurang 46 detik dan dirasakan di seluruh wilayah Kabupaten Pangandaran.
Pusdalops menerima laporan dari BMKG tentang informasi gempa yang terjadi melalui peralatan WRS Gempa kemudian meneruskan informasi tersebut melalui radio kepada relawan dan juga pimpinan. Pusdalops meneruskan informasi melalui sirine peringatan dini yang terdapat di sepanjang pantai bahwa gempa berpotensi Tsunami.
Seluruh masyarakat yang sedang berwisata menikmati keindahan laut, dan para pedagang yang sedang berjualan menerima informasi akan ada potensi bencana Tsunami, berbondong-bondong menuju Tempat Evakuasi Sementara (TES) Pasar Wisata.
Setelah menunggu beberapa saat, warga masyarakat diberitahu bahwa peringatan potensi tsunami telah berakhir, sehingga masyarakat dapat meninggalkan TES, namun tetap siaga jika gempa susulan terjadi.
Skenario simulasi ini sekaligus mengingatkan warga akan keberadaan TES Pasar Wisata. TES Pasar Wisata merupakan bangunan yang dikhususkan untuk evakuasi dari potensi tsunami bagi warga di sekitar pesisir Pantai Pangandaran.
Bangunan berlantai empat yang dicat dengan warna oranye ini terletak satu kilometer dari bibir pantai. Lokasinya berada di belakang area pasar wisata, tepatnya di Jalan Bulak, Pananjung. Bangunan ini memiliki ketinggian 16 meter. TES Pasar Wisata ini dibangun pada tahun 2016 oleh Kementerian PUPR dan BNPB yang kemudian diserahkan ke Pemerintah Daerah Pangandaran pada tahun 2019.
Terkait dengan upaya kesiapsiagaan melalui simulasi evakuasi mandiri, Lilik mendorong Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk rutin melaksanakannya setiap tanggal 26 tiap bulannya bertepatan dengan tanggal peringatan kesiapsiagaan bencana. Selain rutin berlatih evakuasi mandiri, momen ini juga dapat dimanfaatkan untuk pengecekan alat peringatan dini, sirine, dan rambu-rambu evakuasi.
Dukungan BNPB
Dalam rangka mendukung upaya kesiapsiagaan Pemerintah Kabupaten Pangandaran dalam menghadapi potensi risiko bencana, BNPB memberikan bantuan dukungan operasional berupa dana siap pakai (DSP) sebesar 200 juta rupiah serta logistik dan peralatan.
Logistik dan peralatan yang diserahkan terdiri dari sembako 200 paket, _hygine kit_ 200 paket, selimut 200 lembar, matras 200 lembar, kasur lipat 50 lembar, velbed 30 unit, genset 2 unit, _light tower_ 2 unit, tenda pengungsi 4 unit, dan tenda keluarga 30 unit.
Dukungan operasional ini diserahkan oleh Lilik Kurniawan dan diterima oleh Asisten Daerah Kabupaten Pangandaran Rida Nirwana. [amh]