Latihan Perang RIMPAC Digelar untuk Kirim Pesan Kuat ke China

TRANSINDONESIA.co | Sejak pekan lalu AS dan 28 negara mitranya memulai latihan perang AL terbesar di dunia di lepas pantai Hawaii. Dikenal sebagai Lingkar Pasifik, atau RIMPAC, latihan ini, menurut para pengamat, memberi kesempatan kepada mitra AS untuk bekerja sama sambil mengirimkan pesan agar China “menahan diri”.

Kerjasama internasional dalam skala terbesar digelar sejak pekan lalu. Empat puluh kapal, lebih dari 150 pesawat, tiga kapal selam dan 25.000 orang — bersama-sama berada di Samudera Pasifik untuk RIMPAC tahun ini.

Negara-negara yang berpartisipasi mempraktikkan berbagai misi, mulai dari tanggap bencana alam hingga keterampilan menyerang yang diperlukan untuk berperang.

Komodor Angkatan Laut Chili Alberto Guerrero adalah Wakil Komandan RIMPAC. “Setiap negara di dunia yang memiliki kepentingan di Pasifik, dan menjunjung nilai-nilai yang sama, dipersilakan untuk berpartisipasi.”

Hanya satu negara yang tidak diundang dalam latihan itu, yakni China. Karena, menurut para analis, sambutan hangat yang diberikan RIMPAC kepada China sekitar satu dekade lalu menjadi bumerang.

Markus Garlauskas adalah direktur Inisiatif Keamanan Indo-Pasifik atau IPSI di Dewan Atlantik.

“Sebetulnya, dulu ada upaya untuk merangkul China. Namun, Amerika Serikat serta sekutu-sekutu dan mitra-mitranya pada dasarnya merasa dimanfaatkan oleh China waktu itu. China tidak mengambil keuntungan dari hal ini untuk mengubah perilaku dan kerja samanya, melainkan memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk mengumpulkan informasi intelijen dan mencoba mendapatkan lebih banyak penerimaan atas apa yang seharusnya dianggap sebagai perilaku yang tidak dapat diterima.”

Kini, para pejabat mengatakan latihan dua tahunan ini mengirimkan pesan yang kuat kepada China untuk berhenti melakukan intimidasi terhadap negara-negara tetangganya.

Garlaukas mengatakan, “Mereka tidak hanya akan menghadapi Amerika Serikat di negara yang mereka target, namun juga berpotensi menghadapi respons dari berbagai negara yang memiliki kepentingan sama dalam menghalangi dan menghadapi agresi China yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.”

Negara-negara RIMPAC tahun ini akan berlatih menarget kapal serbu USS Tarawa yang sudah dinonaktifkan, untuk mengetahui seberapa efektif senjata mereka dalam menenggelamkan musuh berukuran besar dan terlindungi di perairan terbuka.

Latihan selama berpekan-pekan ini akan berakhir pada awal Agustus. [voa]

Share