Kemenkes: Jabar, Jateng dan Jatim Peringkat Kematian Tertinggi Akibat DBD

TRANSINDONESIA.co | Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat Jawa Barat (Jabar) menduduki peringkat teratas pada sebaran kasus aktif demam berdarah dengue (DBD) maupun angka kematian. Sejauh ini, sampai dengan Minggu ke-22 tahun 2024, angka kematian akibat DBD di Jabar mencapai 777 kasus.

“Kasus kematian pada 2023 mencapai 894 kasus. Nah sekarang, sampai saat ini yang terlaporkan kasus kematiannya di tahun 2024 sudah 777 kasus,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dalam media briefing Asean Dengue Day, di Jakarta, Jumat (14/6/2024).

Pada grafik yang dipaparkan, total kematian akibat DBD di Jabar paling tinggi dengan 227 kasus. Disusul dengan Jawa Tengah dengan jumlah kematian 162 kasus dan Jawa Timur 77 kasus.

Pada grafik sebaran kasus, Jabar juga menduduki posisi tertinggi dengan angka kejadian demam berdarah mencapai 32.761 kasus. Disusul dengan DKI Jakarta dengan total kejadian 9.156 kasus dan Jawa Timur sebanyak 9.150 kasus.

Trans Global

“Yang menarik menurut saya adalah dari sisi jumlah kematian, kalau jumlah kasus paling banyak itu Jawa Barat, DKI, baru Jawa Timur. Tapi kalau kematian, paling banyak tetap Jawa Barat disusul Jawa Tengah, kemudian Jawa Timur, DKI malah ngga muncul disini,” kata Imran.

Melihat fenomena ini, Imran menilai bahwa DKI Jakarta sangat tanggap terhadap penanganan kasus DBD. Sehingga angka fatality rate (kematian) akibat DBD di DKI Jakarta tidak tinggi, hanya 17 kasus.

“Kalau saya melihat, DKI ini begitu terdeteksi orang demam berdarah langsung masuk opname. Karna kalau pasien disuruh pulang, kami susah lakukan monitoring terhadap kebocoran cairannya, jadi menurut saya itulah kunci untuk meminimalkan fatality rate,” kata Imran menambahkan. [rri]

Share