Megawati Singgung Utang dan Bagi-bagi Jatah Kursi Menteri

TRANSINDONESIA.co | Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyinggung berbagai persoalan yang fundamental tentang pengelolaan negara saat ini dan ke depan. Antara lain, utang negara dan bagi-bagi kursi menteri.

Soal utang negara, Megawati bahkan melemparkan pertanyaan bagaimana harus membayar utang negara yang semakin membesar.

Presiden ke 5 ini, pun membandingkannya dengan situasi ketika dulu Indonesia bisa cepat membayar utang ke IMF ( International Monetary Fundl).

Megawati menyampaikan sudah menjadi tugas sejarah untuk tidak pernah berhenti berjuang mengangkat harkat dan martabat para petani, buruh, dan nelayan. Ini bukan hanya slogan, tetapi benar-benar menjadi basis keberpihakan partai (PDIP).

“Saudara-saudara tahu enggak, sih, para petani kita, mbok pergi temui  mereka itu, bahwa sekarang karena enggak merasa anak-anak mudanya enggak bisa memberikan harapan kehidupan, makanya ada, loh, berkurang, loh, yang jadi petani yang ada adalah tua-tua. Lalu bagaimana kalau enggak ada makanan?,” kata Megawati saat menyampaikan pidato politiknya pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V PDIP, di Jakarta, Jumat (24/5/2024).

Putri Proklamator RI Soekarno ini mengingatkan bagaimana nasib negara jika tidak ada makanan karena petani tidak berproduksi. Dia menyampaikan bisa saja impor. Tetapi  Megawati mengajak semua berpikir, bagaimana bila negara pengimpor itu menghentikan pengiriman bahan pangan.

“Pikir nanti kalau kekurangan bagaimana dong,” jelas Megawati.

Di sisi lain, Megawati menyampaikan pengalaman juga mengajarkan bahwa sebagai partai politik, PDIP tidak bisa luput dari kekurangan, terlebih ketika berada di pusat kekuasaan. Sembilan tahun telah dilalui dengan berbagai dinamika politik.

“Begitu banyak tarik-menarik kepentingan terjadi, bahkan jabatan menteri pun, yang ibu dengar, nih, sekarang ini sudah mulai pada rebutan, deh,” jelas Megawati.

Mega mengatakan dirinya pernah menghadapi krisis multidimensi saat memimpin.

“Saya lebih memilih membentuk kabinet yang ramping, dengan jumlah menteri 33, tetapi bersifat zaken cabinet, kabinet profesional. Terbukti, krisis dapat di atasi, dan seluruh utang terutama dengan IMF dapat dilunasi,” jelas Megawati.

“Pertanyaan saya, ayo mikir, utang kita itu bagaimana cara bayarnya? Ayo mikir? Mikir dong. Jangan enaknya saja tidur, loh. Kayak apa kalau terjadi gimana?” tambah Megawati.[rls]

Share