Khamenei Kecam Upaya Normalisasi Hubungan Arab-Israel

TRANSINDONESIA.co | Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan upaya normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab tidak akan menyelesaikan krisis di Timur Tengah.

“Sejumlah orang berpikir bahwa dengan memaksa negara-negara tetangga untuk menormalisasi hubungan mereka (dengan Israel), masalah ini akan terselesaikan,” kata Khamenei dalam sambutannya yang disampaikan pada hari Rabu (1/5). “Mereka salah.”

Pernyataan Khamenei itu disampaikan setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Senin (29/4) mengatakan Washington hampir siap dengan paket keamanan untuk ditawarkan kepada Arab Saudi jika mereka menormalisasi hubungan dengan Israel.

Arab Saudi telah melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan normalisasi hubungan dengan Israel, tetapi pembicaraan itu terhenti ketika perang Gaza pecah.

Perang meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.200 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sekitar 250 orang disandera oleh Hamas, yang telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh AS, Inggris, Uni Eropa, dan lainnya.

Serangan balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 34.500 orang di Gaza, di mana sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas itu.

Ketegangan regional telah meningkat sejak dimulainya perang Israel-Hamas, yang melibatkan kelompok-kelompok militan yang didukung Iran di Suriah, Lebanon, Irak, dan Yaman.

Republik Islam itu mendukung Hamas, namun membantah terlibat langsung dalam serangan kelompok tersebut terhadap musuh bebuyutannya, Israel.

Iran tidak mengakui Israel dan menjadikan dukungan terhadap perjuangan Palestina sebagai inti kebijakan luar negerinya sejak revolusi Islam tahun 1979.

“Palestina harus dikembalikan kepada rakyat (Palestina),” kata Khamenei.

“Mereka harus membentuk rezim mereka sendiri, sistem mereka sendiri, dan kemudian sistem itu harus memutuskan bagaimana menghadapi Zionis.” [voa]

Share