Polda Bali Tangkap 6 Tersangka Penyerangan 15 Prajurit TNI
TRANSINDONESIA.co | Sekelompok orang tak dikenal menyerang 15 prajurit TNI AD Kompi A Yonif 900/Satya Bhakti Wirottama di Lapangan Futsal Kerobokan, Badung, Bali pada Rabu, 7 Februari 2024. Satreskim Polres Badung menangkap 10 orang terduga pelaku penyerangan.
Kabid Humas Polda Bali Kombes Jansen mengatakan polisi sudah menetapkan enam orang tersangka. “Untuk pelaku mulai kemarin sudah kami tahan, untuk proses selanjutnya 6 tersangka, yaitu DJD, LAL, MMK, SM, HD alias H, YMK,” kata Jansen saat dihubungi pada Jumat sore, 9 Februari 2024.
Jansen menjelaskan berdasarkan keterangan para saksi, rekaman CCTV dan bukti petunjuk lain, hanya enam orang yang terbukti bersalah. Sedangkan, empat orang lainnya tidak terlibat.
Penyerangan itu terjadi sekitar pukul 20.00 WITA saat Sersan Dua STV beserta 15 orang anggota TNI Kompi A Yonif 900/SBW akan mengikuti pertandingan futsal. Lalu, mereka memarkir sepeda motornya di samping kanan lapangan futsal.
Beberapa saat kemudian, Serta STV kembali ke tempat parkir untuk mengecek ponselnya yang tertinggal di dashboard motor. Karena tidak ketemu, Serda STV bertanya kepada salah satu orang yang duduk di dekat sepeda motornya, apakah melihat ponsel di sana. Namun, karena orang itu salah paham maka terjadilah silat lidah.
Orang itu kemudian pergi, dan menunjuk-nunjuk Serda STV dengan mengatakan tidak takut terhadap anggota TNI. Beberapa menit kemudian, orang itu kembali ke arena futsal bersama kurang lebih 10 orang dengan membawa senjata tajam. Mereka kemudian melempar batu ke arah prajurit TNI yang duduk di dalam lapangan futsal. Akibatnya, Serda STV mengalami luka di bagian dahi dan pipi kirinya.
Mereka juga kembali membawa massa lebih banyak, sekitar 30 orang dilengkapi senjata tajam. Pukul 20.55 WITA, anggota Polsek Kuta Utara tiba di TKP dan situasi sudah dalam keadaan aman.
Jansen mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kodim 1612/Badung, dan unsur TNI lainnya untuk memberikan imbauan kepada anggota TNI, serta seluruh lapisan masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan seterusnya untuk selalu saling mengingatkan dan menguatkan serta agar menahan diri. Mereka mengimbau semua pihak tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut agar Bali tetap aman.[tempo]