Rakyat Rasional akan Memilih Pemimpin Beretika

TRANSINDONESIA.co | Sejumlah harapan disematkan kepada pemimpin baru Indonesia yang kelak terpilih hasil Pemilihan Umum pada 14 Februari mendatang. Dan saat ini, rakyat dinilai sudah jauh lebih pintar karena mereka paham tentang demokrasi, meritokrasi, dan nilai-nilai reformasi 1998.

Pernyataan-pernyataan tersebut muncul dalam dialog dengan tema “Seruan Pemilu Jurdil dan Dialog Kebangsaan”. Acara berlangsung di Rumah Bersama Relawan Ganjar-Mahfud, Jalan Pandanaran 100 Semarang, Minggu, (28/1/2024) malam dan menghadirkan sejumlah narasumber.

Empat orang pembicara hadir, di antaranya dua tokoh masyarakat Seno Kusumoarjondan dan Warsito Ellwein. Serta dua rohaniwan Romo Benny Susetyo dan Gus Islah Bahrawi.

Acara diskusi itu dihadiri oleh para wakil partai-partai koalisi pengusung Pasangan Ganjar-Mahfud. Juga sejumlah calon legislatif dan relawan dari 80 organ di Jawa Tengah.

“Bila sosok itu punya cacat akan sulit membawa bangsa ini untuk maju karena akan menghadapi banyak tuntutan, tak hanya etika saja. Problem yang ada adalah mencari pemimpin yang mengerti etika dan menegakkan kedaulatan rakyat,” kata Romo Benny.

Sementara Gus Islah menekankan bahwa Indonesia punya sejarah hebat dalam demokrasi. Hal itu terlihat pada pelaksanaan Pemilu 1955 di mana semua warga negara punya hak yang sama untuk memilih.

“Sementara negara adidaya Amerika Serikat yang lebih panjang usia demokrasinya masih membatasi kelompok kulit hitam untuk memilih. Untuk itulah, demokrasi menjadi sesuatu yang penting untuk  dipertahankan,” ujar Gus Islah.

Bagi umat Islam Indonesa, apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dengan tidak menunjuk penggantinya merupakan pedoman penting. Kendati ada anggota keluarganya yang layak menggantikannya, Nabi tidak menempatkan diri sebagai politisi yang mementingkan kekuasaan belaka.

“Saat ini martabat bangsa dikalahkan. Hanya untuk mempertahankan kekuasaan sebuah keluarga,” ucap Gus Islah.

Sementara, Warsito yang tampil paling akhir mengingatkan bahwa apa yang dikejar oleh kubu Ganjar-Mahfud adalah pemilih rasional. Yakni mereka yang mengerti sosok seperti apa yang seharusnya dipilih untuk memimpin Indonesia ke depan.

“Pemilih rasional mengerti bahwa pemimpin yang mesti dipilih adalah sosok yang tak hanya sekadar pintar dan punya komitmen. Namun, punya pengalaman bekerja,” ujarnya.

Menurut Ketua Rumah Bersama Relawan Ganjar-Mahfud, Dr Yulianto Prabowo dialog itu digelar untuk menyikapi kondisi yang ada. “Menyusul muncul kekhawatiran akan terjadinya kecurangan dan ketidakjujuran dalam Pemilu,” kaya Yulianto. [rri]

Share