Hizbullah Peringatkan Israel Pihaknya Siap Tingkatkan Kekuatan
TRANSINDONESIA.co | Sheikh Naim Kassem, wakil pemimpin Hizbullah, memperingatkan Israel dalam pidatonya pada Kamis (28/12) bahwa kelompok militan tersebut siap meningkatkan kekuatan militernya jika Israel juga melakukannya.
“Kami membuat pengorbanan yang diperlukan dalam pertempuran ini, dan jumlahnya besar, tapi kami juga menghalau bahaya yang besar,” kata Kassem di Beirut.
“Kami siap melakukan lebih dari itu kapan pun dibutuhkan. Kami tidak terintimidasi oleh ancaman ataupun peringatan. Kami di lapangan jelas merupakan bagian dari pertempuran ini.”
Kelompok militan Syiah yang didukung Iran itu telah menyerang pos-pos Israel sejak sehari setelah serangan Hamas ke Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan Hamas itu menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan memicu pecahnya kembali perang Israel-Hamas, yang sejauh ini telah membunuh lebih dari 20.000 warga Palestina di Gaza, yang sebagian besar juga warga sipil. Tank, artileri dan angkatan udara Israel juga telah menyerang wilayah di sisi perbatasan Lebanon.
Saat menanggapi retorika terbaru pemimpin Israel yang mengancam akan mengerahkan aksi militer di Lebanon jika Hizbullah tidak menghentikan serangannya, Kassem mengatakan: “Jika Israel bertindak terlalu jauh, kami akan membalas dua kali lipat. Kami tidak takut pada ancaman maupun intimidasi Israel atau Amerika, karena masa depan kawasan ini kini bergantung pada harapan dan pengorbanan ini.”
Sebagian besar pertempuran antara militer Hizbullah dan Israel sejauh ini terjadi di beberapa kota di sepanjang perbatasan kedua negara.
Israel dan Hizbullah terlibat perang selama sebulan pada 2006 yang berakhir dengan kebuntuan. Israel menganggap Hizbullah – yang didukung Iran – sebagai ancaman terbesarnya. Negara itu memperkirakan kelompok tersebut memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal yang diarahkan ke Israel.
Lebih dari 150 orang tewas di pihak Lebanon dalam pertempuran terbaru, sebagian besarnya adalah petempur Hizbullah dan kelompok sekutunya. Namun, korban tewas juga termasuk sedikitnya 19 warga sipil, menurut data yang dicatat The Associated Press. [voa]