Protes Pelecehan Seksual Anak di Kolombia, Demonstran Sebar Ribuan Boneka

TRANSINDONESIA.co | Ribuan boneka disebar di sebuah lapangan di pusat kota Plazar Bolivar, Bogota, Kolombia, Kamis (23/11), memprotes tingginya penganiayaan dan pelecehan anak.

Aksi simbolis ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pelecehan seksual terhadap anak-anak di Kolombia.

Ini merupakan aksi ketujuh yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat (LSM) SOS Children’s Villages yang digelar tanpa demonstran, dan membuat boneka anak-anak berwarna-warni dalam beragam bentuk “bicara” bagi anak-anak yang menjadi korban pelecehan seksual.

Menurut Medicina Lega, sebuah badan layanan forensik di Kolombia, jika pada 2021 mereka melakukan 18.478 pemeriksaan dugaan kejahatan seksual terhadap anak berusia di bawah 18 tahun, pada 2022 jumlah kasus melonjak menjadi 20.877 kasus. Sementara antara Januari hingga September 2023 ini saja, layanan forensik itu telah melakukan pemeriksaan atas 14.770 anak yang mengalami pelecehan seksual.

“Ironisnya angka itu terus meningkat karena tanggapan pemerintah untuk mengatasinya belum cukup efektif. Tingkat impunitas terhadap pelaku pelecehan seksual pada anak-anak masih mencapai 97 persen,” kata Direktur SOS Children’s Villages Columbia, Estebean Reyes.

Dia menambah sejumlah inisiatif untuk mengatasi masalah itu telah dilakukan, termasuk aksi protes yang digelar dengan menggunakan ribuan boneka anak-anak, hingga membentuk unit khusus di kantor jaksa.

“Namun, pemerintah masih gagal mengambil tindakan keras terhadap para pelaku, dan warga memberi ruang toleransi bagi praktik pelecehan seksual pada anak,” ujarnya.

Hal senada disampaikan anggota SOS Children’s Villages Columbia lainnya, Alejandro Ruiz.

“Di Kolombia, tiap jaksa menangani 400 kasus dengan hanya satu penyelidik setiap tahun. Itu berarti, jika ada sekitar 58 kasus pelecehan seksual pada anak-anak per hari, kita tidak akan pernah memiliki sistem pengadilan yang efisien,” ujar Ruiz. [voa]

Share
Leave a comment