Pelapor HAM PBB Kutuk Peristiwa di Gaza dan Israel
TRANSINDONESIA.co | Pelapor khusus PBB untuk isu kontraterorisme dan HAM mengatakan pada hari Senin (23/10) bahwa “perang ada aturannya, dan semua pihak wajib mematuhinya.”
Dalam konferensi pers di markas PBB di New York, Pelapor Khusus Fionnuala D. Ni Aolain memaparkan laporan terakhirnya ketika ditanya mengenai perang Israel-Hamas.
Sepanjang akhir pekan, Israel meningkatkan serangan udaranya di seantero Gaza, termasuk di daerah-daerah di mana warga sipil diminta berlindung.
Salah seorang pejabat AS pada hari Senin mengatakan bahwa Washington telah menyarankan Israel agar menunda kemungkinan dilakukannya invasi darat untuk memberi lebih banyak waktu untuk mencoba memastikan pembebasan para sandera yang diculik Hamas.
“Kerangka yang mengatur konflik ini adalah hukum humaniter internasional dan warga sipil harus dilindungi. Itu aturan utamanya,” kata Ni Aolain.
“Seperti dikatakan Sekretaris Jenderal (PBB) pekan lalu: perang ada aturannya dan semua pihak wajib mematuhinya, dan anak-anak, di bawah hukum humaniter internasional, berhak menerima perhatian khusus. Dan terdapat aturan mendasar bahwa sekolah dan rumah sakit yang dipenuhi anak-anak dan orang-orang yang terluka tidak boleh ditarget baik oleh aktor negara maupun non-negara. Aturan itu berlaku untuk keduanya. Dan juga jelas bahwa orang-orang yang melarikan diri dari bahaya tidak boleh disasar,” tambahnya.
Israel telah mengizinkan dua konvoi kecil bantuan – tanpa pasokan bahan bakar – memasuki daerah kantong yang dikepung itu, di mana tidak ada aliran listrik selama hampir dua minggu terakhir. Berbagai rumah sakit mencari bahan bakar untuk menyalakan genset agar peralatan medis yang dapat menyelamatkan nyawa serta inkubator bayi prematur dapat tetap beroperasi.
Pejabat otoritas Palestina dan para saksi mata mengatakan, serangan udara besar-besaran di seantero Gaza menghancurkan bangunan, menewaskan ratusan orang.
Perang yang telah berlangsung selama 17 hari terakhir itu menjadi perang yang paling mematikan di antara lima perang sebelumnya bagi kedua sisi.
Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada hari Senin bahwa sedikitnya 5.087 warga Palestina tewas dan 15.270 lainnya luka-luka. Di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat, 96 warga Palestina tewas, sementara 1.650 lainnya terluka akibat kekerasan dan penggerebekan Israel sejak 7 Oktober lalu.
Di sisi lain, lebih dari 1.400 orang tewas di Israel, sebagian besarnya warga sipil yang tewas dalam serangan pertama Hamas ke Israel selatan. Selain itu, 222 orang – termasuk warga negara asing – diyakini diculik oleh Hamas dalam serangan tersebut dan dibawa ke Gaza, kata militer Israek. Dua sandera di antaranya telah dibebaskan. [voa]