Lima Badan PBB Serukan Gencatan Senjata Kemanusiaan

TRANSINDONESIA.co | Lima badan PBB mengeluarkan pernyataan bersama menyerukan gencatan senjata kemanusiaan menyikapi tragedi kemanusiaan di wilayah Jalur Gaza, Palestina. Badan tersebut adalah Program Pembangunan PBB (UNDP), Dana Penduduk PBB (Unfpa), Unicef, Program Pangan Dunia (WFP), dan WHO.

Seruan bersama yang dikeluarkan Sabtu (21/10/2023) mendesak dibukanya akses bantuan kemanusiaan yang tidak terbatas di seluruh Gaza. Hal ini diperlukan karena Gaza sudah berada dalam situasi kemanusiaan yang menyedihkan, bahkan sebelum peristiwa pertempuran terbaru.

“(Ini) untuk memungkinkan para pelaku kemanusiaan menjangkau warga sipil yang membutuhkan, menyelamatkan nyawa, dan mencegah penderitaan manusia lebih lanjut. Aliran bantuan kemanusiaan harus dalam skala besar dan berkelanjutan, serta memungkinkan seluruh warga Gaza untuk menjaga martabat mereka,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari WHO, Minggu (22/10/2023).

Sebelumnya, pengiriman bantuan kemanusiaan pertama berhasil memasuki Jalur Gaza, Palestina, melalui Rafah, Mesir. Meski demikian, bantuan itu disebut lima badan PBB sebagai terbatas.

“Pengiriman bantuan kemanusiaan yang pertama, namun terbatas, dari PBB dan Bulan Sabit Merah Mesir memasuki Gaza hari ini dengan 20 truk, melewati Penyeberangan Rafah,” tulis pernyataan tersebut.

Menurut mereka, bantuan ini sangat dibutuhkan bagi ratusan ribu warga sipil, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Warga sipil ini tidak mendapatkan akses terhadap air, makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan penting lainnya.

“Namun ini hanyalah permulaan kecil dan masih jauh dari cukup. Lebih dari 1,6 juta orang di Gaza sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan,” bunyi pernyataan tersebut.

Badan PBB itu melihat anak-anak, wanita hamil, dan lansia masih menjadi kelompok yang paling rentan di sana. Mereka juga menggarisbawahi bahwa hampir separuh penduduk Gaza adalah anak-anak.

“Kami menyerukan perlindungan semua warga sipil dan infrastruktur sipil di Gaza, termasuk fasilitas layanan kesehatan. Kami menyerukan perlindungan bagi pekerja kemanusiaan di Gaza yang mempertaruhkan hidup mereka untuk melayani orang lain,” tulis pernyataan tersebut lagi.

Lembaga PBB itu juga menyerukan semua pihak untuk menghormati sepenuhnya hukum humaniter internasional. Fasilitas kesehatan tidak lagi memiliki bahan bakar dan hanya menggunakan bahan bakar dalam jumlah kecil yang diperoleh secara lokal.

Diperkirakan bahan bakar tersebut akan habis pada hari berikutnya atau setelahnya. Kapasitas produksi air hanya lima persen dari tingkat normal.

Hampir sepertiga penduduk Palestina mengalami rawan pangan sebelum konflik di Gaza. Saat ini stok di toko-toko hampir habis dan toko roti tutup.

Sementara, puluhan ribu orang mengungsi dan tidak mampu memasak atau membeli makanan dengan aman. [rri]

Share