Iran Jadi Tuan Rumah Pembahasan Proses Perdamaian Armenia-Azerbaijan

TRANSINDONESIA.co | Para menteri luar negeri dari Iran, Turki, serta Rusia, bersama-sama mitra mereka dari Azerbaijan dan Armenia akan bertemu di Teheran pada Senin, kata media resmi Iran dan Rusia.

Pertemuan di Teheran itu untuk membahas kemajuan menuju perjanjian perdamaian antara dua negara tetangga Kaukasus Selatan tersebut, menurut laporan sejumlah media.

Pertemuan pertama para menteri luar negeri Rusia, Armenia dan Azerbaijan setelah serangan kilat pasukan Azeri pada September di Nagorno-Karabakh, akan berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Kantor berita IRNA mengutip kementerian luar negeri Iran yang mengatakan negara-negara tersebut ingin membicarakan masalah-masalah regional “tanpa campur tangan negara-negara nonregional dan Barat”.

Pernyataan tersebut secara implisit mengacu pada Amerika Serikat dan Uni Eropa, yang keterlibatannya dalam upaya mencapai perjanjian damai antara Armenia dan Azerbaijan sangat mengganggu Moskow.

Kantor berita Rusia Interfax mengatakan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov akan melakukan perjalanan ke Teheran untuk pertemuan tersebut.

Sejak melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, Moskow berupaya memperkuat hubungan militer dan diplomatik dengan negara-negara di luar Barat.

Lavrov juga telah bertemu dengan menteri luar negeri dari Iran beberapa kali sejak invasi tersebut.

Rusia menganggap dirinya sebagai penjamin keamanan antara Azerbaijan dan Armenia, tetapi tuntutan dan gangguan akibat dari perang di Ukraina telah melemahkan pengaruhnya.

Azerbaijan bulan lalu melancarkan serangan kilat untuk mendapatkan kembali kendali atas wilayah Nagorno-Karabakh di mana etnis Armenia menikmati kemerdekaan de facto sejak memisahkan diri pada tahun 1990-an.

Sebanyak lebih dari 100.000 etnis Armenia terpaksa mengungsi dan Armenia menuduh Azerbaijan melakukan pembersihan etnis – sebuah klaim yang dibantah oleh Azerbaijan, dengan mengatakan bahwa orang-orang bebas untuk tinggal dan berintegrasi di dalam Azerbaijan.

Kedua negara telah berperang dua kali dalam tiga dekade terakhir dan sejauh ini gagal mencapai kesepakatan damai meskipun ada upaya jangka panjang dari Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia.

Platform yang disebut Platform 3+3 Kaukasus Selatan, yang pertama kali mengadakan perundingan pada 2021, awalnya akan mengikutsertakan Georgia.

Namun, Georgia telah menyatakan sebelumnya bahwa mereka tidak berencana untuk berpartisipasi dalam inisiatif tersebut dan mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya tidak akan datang ke Teheran. [ant]

Share